Internasional

Digempur Isu Iklim, Permintaan Batu Bara Diramal Tetap Stabil

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 December 2019 14:32
Permintaan batu bara diprediksi stabil hingga 4 tahun ke depan
Foto: Tambang batubara Tarrawonga Whitehaven Coal di Boggabri, New South Wales, Australia. (Whitehaven Coal Ltd/Handout via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Angin sejuk nampaknya berhembus ke industri batu bara. Meski gencar dicecar narasi perubahan iklim, permintaan batu bara akan tetap stabil selama empat tahun ke depan.

Hal ini diutarakan International Energy Agency (IAE), Selasa (17/12/2019). Apalagi batu bara merupakan sumber energi utama di Asia Tenggara.


"Permintaan batu bara global rebound sejak 2017," tulis lembaga ini dalam laporannya yang dimuat AFP.

"Walaupun ada kemungkinan penurunan di 2019, kita memperkirakan batu bara akan tetap stabil sampai 2024."

Batu bara merupakan energi primer yang digunakan untuk elektrifikasi. Batu bara juga kerap dipakai untuk sejumlah industri antara lain semen dan baja.

Selain Asia Tenggara, penggunaan batu bara di kawasan Asia lainnya juga terlihat meningkat. Terutama China dan India yang bukan hanya produser tapi juga pengguna batu bara.

"Pembangkit listrik batu bara di Asia masih tergolong muda, rata-rata 12 tahunan. jadi mereka masih bisa gunakan bertahun-tahun," kata Direktur IEA Fatih Birol.

Karenanya ia meminta negara-negara menerapkan teknologi carbon capture and storage (CCUS). Meski mahal, teknologi ini bisa membantu negara Asia mencapai misi perubahan iklim dan menciptakan udara yang lebih bersih.

Eropa dan Amerika Serikat (AS) tidak terlalu bergantung pada sumber energi fosil ini.

[Gambas:Video CNBC]


(sef/sef) Next Article Eropa Akan Stop Investasi di Migas dan Batu Bara, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular