Harga Batu Bara Naik, Ini Ramalan Masa Depan Si Hitam
17 December 2019 10:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mengalami periode koreksi yang cukup panjang, kemarin harga batu bara kontrak berjangka ditutup menguat tipis. Sejak awal Desember harga batu bara telah terkoreksi sebesar 3%.
Senin (16/12/2019) harga batu bara kontrak berjangka ICE Newcastle ditutup menguat 0,22% ke level US$ 67,15/ton.
Laporan terbaru Internasional Energy Agency (IEA) menyebut permintaan batu bara global akan tetap stabil hingga 2024. Dalam laporan tersebut IEA menyebutkan bahwa penurunan permintaan di Eropa dan AS akan diimbangi oleh peningkatan permintaan dari kawasan Asia.
Laporan IEA dipublikasikan setelah negosiator dari 190 negara bertemu di Madrid untuk menegaskan kembali perjanjian Paris 2015.
"Walau pangsa pasar bahan bakar rendah karbon terus tumbuh dalam beberapa dekade terakhir, realitanya batu bara masih menjadi bahan bakar utama global. Konsumsi batu bara global saat ini telah naik lebih dari 65% dibanding tahun 2000.
Permintaan batu bara global diramal akan tumbuh dengan laju 0,5% per tahun mencapai 5,6 miliar ton pada 2024, menurut IEA.
Penurunan konsumsi batu bara di Eropa dan Amerika serta peningkatan konsumsi gas di Amerika akan diimbangi oleh peningkatan permintaan batu bara dari Benua Kuning.
India sebagai negara dengan populasi terpadat kedua di dunia diprediksi akan jadi penyumbang peningkatan permintaan batu bara.
Konsumsi batu bara India pada 2024 akan mencapai 748 juta ton naik dari 585 juta ton pada 2018. Sementara itu konsumsi batu bara China akan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada 2022.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg)
Senin (16/12/2019) harga batu bara kontrak berjangka ICE Newcastle ditutup menguat 0,22% ke level US$ 67,15/ton.
Laporan terbaru Internasional Energy Agency (IEA) menyebut permintaan batu bara global akan tetap stabil hingga 2024. Dalam laporan tersebut IEA menyebutkan bahwa penurunan permintaan di Eropa dan AS akan diimbangi oleh peningkatan permintaan dari kawasan Asia.
Laporan IEA dipublikasikan setelah negosiator dari 190 negara bertemu di Madrid untuk menegaskan kembali perjanjian Paris 2015.
"Walau pangsa pasar bahan bakar rendah karbon terus tumbuh dalam beberapa dekade terakhir, realitanya batu bara masih menjadi bahan bakar utama global. Konsumsi batu bara global saat ini telah naik lebih dari 65% dibanding tahun 2000.
Permintaan batu bara global diramal akan tumbuh dengan laju 0,5% per tahun mencapai 5,6 miliar ton pada 2024, menurut IEA.
Penurunan konsumsi batu bara di Eropa dan Amerika serta peningkatan konsumsi gas di Amerika akan diimbangi oleh peningkatan permintaan batu bara dari Benua Kuning.
India sebagai negara dengan populasi terpadat kedua di dunia diprediksi akan jadi penyumbang peningkatan permintaan batu bara.
Konsumsi batu bara India pada 2024 akan mencapai 748 juta ton naik dari 585 juta ton pada 2018. Sementara itu konsumsi batu bara China akan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada 2022.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
Artikel Selanjutnya
Awal Tahun Harga Batu Bara Naik 1%, Tanda Kebangkitan?
(twg/twg)