Pejabat Teras AS Gagal Yakinkan Pasar, Rupiah Jadi Terkapar

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 December 2019 10:48
Pejabat Teras AS Gagal Yakinkan Pasar, Rupiah Jadi Terkapar
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah yang sempat dibuka menguat di perdagangan pasar spot kini juga melemah.

Pada Selasa (17/12/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.018. Rupiah melemah 0,1% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Ini membuat rupiah melemah dalam dua hari beruntun di kurs tengah BI. Namun depresiasi rupiah dalam dua hari tersebut tipis saja, hanya 0,26%.

Sementara di perdagangan pasar spot, rupiah juga terpeleset ke zona merah. Dibuka menguat 0,07%, rupiah berbalik melemah 0,07% pada pukul 10:29 WIB. Dolar AS pun kembali menembus level Rp 14.000.

Namun rupiah tidak sendiri, mayoritas mata uang Asia pun melemah di hadapan dolar AS. Sejauh ini hanya dolar Hong Kong dan won Korea Selatan yang masih bisa menguat.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:31 WIB:

 


Sepertinya investor masih belum 100% yakin terhadap damai dagang AS-China. Meski akhir pekan lalu Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan damai dagang dengan China sudah tercapai, tetapi belum ada hitam di atas putih. Naskah perjanjian damai AS-China masih disusun.


Namun sejumlah pejabat teras di Negeri Adidaya menegaskan tidak ada masalah yang berarti. Robert Lighthizer, Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS, mengungkapkan bahwa naskah kesepakatan damai dagang AS-China tinggal menunggu pemeriksaan yang sifatnya rutin saja. Tidak ada perubahan yang mendasar karena semua sudah disepakati.

"Ini sudah selesai sepenuhnya, pasti," tegasnya, seperti diwartakan Reuters.

Hal serupa juga ditegaskan oleh Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow. Dia menyebutkan kesepakatan sudah sepenuhnya tercapai, dan itulah hal yang paling penting.

"Jangan salah, sudah ada kesepakatan. Sudah ada perjanjian. Saat ini tinggal soal penerjemahan dan tidak ada perubahan lagi," tuturnya, seperti diwartakan Reuters.

Kudlow berharap Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping dari China akan menandatangani perjanjian tersebut pada awal Januari. Selepas itu, AS-China akan memulai negosiasi damai dagang fase II.


Namun sepertinya upaya Lighthizer dan Kudlow untuk meyakinkan pelaku pasar di Asia kurang manjur. Investor masih memilih wait and see.

"Investor melihat dinamika pada 12 Desember dengan sukacita. Namun sehari setelahnya, perasaan yang muncul adalah lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban," kata Stephen Gallo, Head of Forex Strategy di BMO Capital Market, seperti diberitakan Reuters.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular