AS Bilang Sudah Pasti Baikan dengan China, Rupiah Perkasa

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 December 2019 08:07
AS Bilang Sudah Pasti Baikan dengan China, Rupiah Perkasa
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Damai dagang AS-China yang semakin di depan mata membuat investor mulai berani masuk ke aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pada Selasa (17/12/2019), US$ dihargai Rp 13.990 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan pelemahan 0,14%. Seperti halnya rupiah, mayoritas mata uang Asia pun terdepresiasi di hadapan dolar AS.


Padahal kabar baik datang akhir pekan lalu. Tidak ada angin dan tidak ada hujan, Presiden AS Donald Trump tiba-tiba mengumumkan telah tercapai kesepakatan damai dagang fase I dengan China.

"Kami telah menyetujui kesepakatan fase I yang begitu besar dengan China. Mereka sepakat untuk melakukan berbagai perubahan struktural dan pembelian besar-besaran terhadap produk pertanian, energi, dan manufaktur AS. Bea masuk dengan tarif 25% tetap tidak berubah, tetapi sisanya (turun) menjadi 7,5%.

"Rencana pengenaan bea masuk baru pada 15 Desember tidak akan terjadi karena pada kenyataannya kami sudah membuat kesepakatan. Kami akan memulai negosiasi untuk fase II sesegera mungkin, tidak menunggu setelah Pemilu 2020. Ini adalah kesepakatan yang luar biasa bagi kita semua. Terima kasih!" cuit Trump dalam utas (thread) di Twitter.

Robert Lighthizer, Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS, menyebutkan kesepakatan ini mencakup komitmen China untuk membeli barang dan jasa AS senilai US$ 200 miliar dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Plus komitmen pembelian produk pertanian AS senilai US$ 32 miliar, juga dalam dua tahun ke depan. Ada lagi, Beijing pun akan menambah pembelian produk pertanian senilai US$ 5 miliar di luar angka-angka tersebut.

Namun, masih ada yang mengganjal. Lighthizer mengatakan kesepakatan dagang dengan China memang sudah tercapai secara prinsip, tetapi naskah perjanjiannya belum selesai. Masih perlu sedikit revisi di sejumlah butir kesepakatan.

Penantian terhadap revisi ini yang membuat investor belum terlalu berani bermain agresif. Masih ada sedikit rasa wait and see, yang membuat arus modal belum mengalir deras ke pasar keuangan Asia.



Namun hari ini suasana sedikit berubah. Sentimen yang mendominasi pasar masih soal hubungan AS-China, tetapi ada perkembangan positif.

Lighthizer dalam acara Face the Nation yang ditayangkan di CBS mengungkapkan bahwa naskah kesepakatan damai dagang AS-China tinggal menunggu pemeriksaan yang sifatnya rutin saja. Tidak ada perubahan yang mendasar karena semua sudah disepakati.

"Ini sudah selesai sepenuhnya, pasti," tegasnya, seperti diwartakan Reuters.

Hal serupa juga ditegaskan oleh Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow. Dia menyebutkan kesepakatan sudah sepenuhnya tercapai, dan itulah hal yang paling penting.

"Jangan salah, sudah ada kesepakatan. Sudah ada perjanjian. Saat ini tinggal soal penerjemahan dan tidak ada perubahan lagi," tuturnya, seperti diwartakan Reuters.

Kudlow berharap Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping dari China akan menandatangani perjanjian tersebut pada awal Januari. Selepas itu, AS-China akan memulai negosiasi damai dagang fase II.


Kabar yang lebih tegas mengenai hubungan AS-China ini mulai membuat pelaku pasar percaya diri. Keinginan untuk bermain agresif mulai datang, sehingga arus modal berdatangan ke pasar keuangan Asia. Hasilnya, rupiah berhasil menguat pagi ini.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular