Bergairah! Siap-siap, IHSG Bakal Terbang Nih

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
16 December 2019 08:43
Katalis positif dari dalam negeri mengenai rilis data perekonomian dan damai dagang fase pertama AS-China jadi angin segar bagi pasar saham.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Beragam katalis positif sepanjang pekan ini bakal menjadi tenaga bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat lagi. Katalis positif dari dalam negeri mengenai rilis data perekonomian dan damai dagang fase pertama AS-China jadi angin segar bagi pasar saham.

Jumat lalu (13/12/2019) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan lalu berhasil ditutup menguat 0,94% ke level 6.197,32.

Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang kompak melaju di zona hijau: indeks Nikkei melejit 2,55%, indeks Shanghai menguat 1,78%, indeks indeks Hang Seng melesat 2,57%, indeks Straits Times terkerek 0,66%, dan indeks Kospi bertambah 1,54%.

Phillip Sekuritas memaparkan, di awal pekan ini, IHSG berpeluang menguat. Pasalnya, investor akan mengapresiasi hasil kesepakatan dagang AS-Cina meski masih minim rinciannya.

Sependapat, PT Valbury Sekuritas, dalam risetnya mencermati, tercapainya kesepakatan perdagangan AS-Cina fase satu menjadi salah satu faktor positif bagi pasar global dalam pekan ini.

"Sentimen dari global tersebut diperkirakan dapat membawa dampak positif bagi pergerakan IHSG pada perdagangan saham pekan ini untuk bisa melaju ke teritorial positif," tulis Valbury, Senin (16/12/2019).

Seperti diketahui, Washington dan Beijing telah menyepakati syarat-syarat dari perjanjian perdagangan fase pertama yang mengurangi beberapa tarif AS untuk barang-barang China, dan sebaliknya China meningkatkan pembelian barang-barang pertanian, energi, dan produk AS lainnya.

Pilarmas Investindo Sekuritas menilai, katalis ari dalam negeri, pelaku pasar akan menantikan rilis neraca perdagangan oleh Badan Pusat Statistik yang diporoyeksikan Pilarmas masih akan mencatatkan defisit.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi atau tumbuh negatif 2,05% year-on-year (YoY). Kemudian impor juga mengalami kontraksi 13,41% YoY, dan neraca perdagangan defisit US$ 132 juta.

Tidak hanya itu, pasar juga akan menanti pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan berlangsung pekan ini.

"Berdasarkan analisa teknikal, saat ini IHSG berpeluang untuk bergerak menguat dan diperdagangkan di level 6.158 - 6.216," ungkap Pilarmas.
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular