
Perdagangan Tinggal 2 Pekan, Tren Bullish Melanda IHSG

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih melanjutkan tren positif. IHSG punya pijakan positif setelah IHSG akhir pekan lalu ditutup naik 57 poin (0,94%) ke level 6.197.
Untuk perdagangan hari ini Senin (16/12/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan kembali menguat dengan potensi pergerakan pada level 6.180 hingga 6.280.
Dari global khususnya bursa Wall Street Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama akhir pekan kemarin juga ditutup rata-rata positif meski kenaikannya sebenarnya terbilang tipis saja.
Dow Jones terdorong 3 poin (+0,01%) menjadi 28.135, S&P 500 bertambah 1 poin (0,01%) menjadi 3.168, dan Nasdaq meningkat 17 poin (0,2%) menjadi 8.734.
Perang dagang AS-China belakangan memang surut dan seharusnya memberikan sentimen positif bagi pasar saham, tetapi kondisi perpolitikan dalam negeri AS masih dipertanyakan seiring proses pelengseran Presiden Trump yang masih berlangsung hingga kini.
Komite DPR AS yang diketahui dikontrol oleh Partai Demokrat telah menyetujui tuduhan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan Presiden Donald Trump pada hari Jumat, yang membuat pihak kongres hampir yakin bahwa Trump akan menjadi presiden Amerika ketiga dalam sejarah yang akan dilengserkan.
Akibatnya, kenaikan pada bursa Wall Street menjadi tertahan, Dolar AS bergerak melemah, dan harga emas pun akhirnya kembali berkilau pada akhir pekan.
"Fakta bahwa emas diperdagangkan mendekati $ 1.475 menunjukkan bahwa masih ada minat yang baik di pasar emas ... Meskipun kita telah melihat beberapa risk appetite muncul di belakang kesepakatan perdagangan fase satu, ketidakpastian lainnya terus berlarut-larut di sekitar prospek perpolitikan AS," kata analis Standard Chartered Bank, Suki Cooper, dikutip CNBC International.
Dari dalam negeri, hingga pertengahan bulan Desember 2019 ini, IHSG yang merupakan cerminan pasar saham dalam negeri tumbuh positif dengan kenaikan telah positif dengan kenaikan tipis 0,05% sejak awal tahun, dengan kenaikan pada bulan Desember sebesar 3,08%.
Pelaku pasar hari ini dihadapkan pada data neraca dagang RI periode November yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pukul 11:00 WIB. Pada bulan Oktober neraca dagang surplus US$ 160 juta.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi atau tumbuh negatif 2,05% year-on-year (YoY). Kemudian impor juga mengalami kontraksi 13,41% YoY, dan neraca perdagangan defisit US$ 132 juta. Jika angka defisit di bawah angka tersebut maka apresiasi pada pasar saham diperkirakan akan bertambah.
Secara teknikal, tekanan beli terlihat mendominasi pada perdagangan akhir pekan kemarin yang membuat IHSG ditutup pada level tertingginya pada 6.197, level penutupan tertinggi sejak lima minggu terakhir.
Posisi IHSG juga sudah kembali lagi bergerak di atas nilainya rata-ratanya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5) yang menandakan pergerakan yang sedang bullish, sehingga terbuka kembali bergerak di atas level 6.200 kembali.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!