
Mau Traveling ke Jepang? Yen Sedang Murah Nih...
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 December 2019 16:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen anjlok ke level terlemah dalam tujuh bulan melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah pada perdagangan Jumat (13/12/2019) mendekati level terlemah tujuh bulan.
Pada pukul 15:57 WIB, yen diperdagangkan di level 109,58/US$, melemah 0,27% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara melawan rupiah, JPY 1 setara dengan Rp 127,54, yen melemah 0,56% di hadapan mata uang Garuda dan berada di level terlemah sejak 2 Mei.
Mata uang Jepang ini mulai melemah pada Kamis kemarin setelah CNBC International melaporkan secara prinsip AS dan China sudah mencapai kesepakatan dagang fase satu, dan sedang menunggu persetujuan dari Presiden AS Donald Trump.
Dalam kesepakatan dagang fase satu, AS akan membatalkan kenaikan bea masuk tambahan 15% terhadap importasi produk dari China senilai US$ 156 miliar. Selain itu bea masuk yang berlaku saat ini untuk produk senilai US$ 360 miliar akan dikurangi setengahnya, sebagaimana dilansir CNBC International yang mengutip dua orang sumber.
Sementara itu, Presiden Trump dikatakan berfokus pada produk pertanian AS yang akan dibeli China sebagai bagian dari kesepakatan fase satu. Pemerintah Beijing berkomitmen untuk membeli produk tersebut dengan total nilai US$ 40 miliar sampai US$ 50 miliar.
Kabar tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik yang tercermin dari penguatan bursa saham global.
Pasar finansial global semakin ceria setelah Partai Konservatif Inggris memastikan meraih kursi mayoritas di parlemen. Perhitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) Inggris hampir selesai, dan Partai yang juga disebut Tory ini sudah mendapat 364 kursi.
Dibandingkan tahun 2017 lalu, saat terjadi hung parliament atau tidak ada partai yang meraih kursi mayoritas di parlemen, jumlah kursi yang diperoleh Tory kali ini bertambah sebanyak 48. Ini merupakan kemenangan terbesar Tory sejak tahun 1987.
Partai Konservatif merupakan partai pemerintah Inggris saat ini pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Dengan kemenangan ini, Boris Johnson otomatis mempertahankan posisinya sebagai orang nomer satu di pemerintah Inggris. Selain itu, dengan dikuasainya kursi mayoritas parlemen, proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) bisa berjalan mulus.
Satu lagi ketidakpastian di pasar akan dieliminasi, dan sentimen investor semakin membaik. Dampaknya yen yang menyandang status aset aman (safe haven) menjadi tidak menarik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada pukul 15:57 WIB, yen diperdagangkan di level 109,58/US$, melemah 0,27% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara melawan rupiah, JPY 1 setara dengan Rp 127,54, yen melemah 0,56% di hadapan mata uang Garuda dan berada di level terlemah sejak 2 Mei.
Dalam kesepakatan dagang fase satu, AS akan membatalkan kenaikan bea masuk tambahan 15% terhadap importasi produk dari China senilai US$ 156 miliar. Selain itu bea masuk yang berlaku saat ini untuk produk senilai US$ 360 miliar akan dikurangi setengahnya, sebagaimana dilansir CNBC International yang mengutip dua orang sumber.
Sementara itu, Presiden Trump dikatakan berfokus pada produk pertanian AS yang akan dibeli China sebagai bagian dari kesepakatan fase satu. Pemerintah Beijing berkomitmen untuk membeli produk tersebut dengan total nilai US$ 40 miliar sampai US$ 50 miliar.
Kabar tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik yang tercermin dari penguatan bursa saham global.
Pasar finansial global semakin ceria setelah Partai Konservatif Inggris memastikan meraih kursi mayoritas di parlemen. Perhitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) Inggris hampir selesai, dan Partai yang juga disebut Tory ini sudah mendapat 364 kursi.
Dibandingkan tahun 2017 lalu, saat terjadi hung parliament atau tidak ada partai yang meraih kursi mayoritas di parlemen, jumlah kursi yang diperoleh Tory kali ini bertambah sebanyak 48. Ini merupakan kemenangan terbesar Tory sejak tahun 1987.
Partai Konservatif merupakan partai pemerintah Inggris saat ini pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Dengan kemenangan ini, Boris Johnson otomatis mempertahankan posisinya sebagai orang nomer satu di pemerintah Inggris. Selain itu, dengan dikuasainya kursi mayoritas parlemen, proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) bisa berjalan mulus.
Satu lagi ketidakpastian di pasar akan dieliminasi, dan sentimen investor semakin membaik. Dampaknya yen yang menyandang status aset aman (safe haven) menjadi tidak menarik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular