Asing Ramai-ramai Caplok Bank RI, Ini Daftar Lengkapnya

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 December 2019 13:18
Berikut daftar lengkap bank swasta nasional yang diambil alih oleh investor asing dalam beberapa waktu terakhir.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Lagi dan lagi, bank swasta nasional diambil alih oleh bank asing. Teranyar, setelah menjadi misteri selama lebih dari setahun, akuisisi Bank Permata akhirnya kini menjadi jelas. Bangkok Bank nantinya akan menguasai sebanyak 89,12% saham Bank Permata.

Kemarin sore (12/12/2019), Bangkok Bank mengumumkan bahwa pihaknya telah menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat dengan Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk (ASII) untuk mengakuisisi total 89,12% kepemilikan mereka di Bank Permata.

Lantas, semakin panjang saja daftar bank swasta nasional yang diambil alih oleh investor asing.

Berikut daftar lengkap bank swasta nasional yang diambil alih oleh investor asing dalam beberapa waktu terakhir.

1. PT Bank Agris Tbk (AGRS) & PT Bank Mitra Niaga Tbk (NAGA)
Pada awal tahun 2019, Industrial Bank of Korea (IBK) resmi menjadi pemegang saham pengendali Bank Agris pasca membeli sebanyak 5,03 miliar saham perusahaan di harga Rp 288/saham. Pembelian tersebut setara dengan 95,79% dari total saham Bank Agris. Dana senilai Rp 1,14 triliun dikucurkan oleh IBK guna mengambil alih Bank Agris.

Kemudian pada akhir Januari, IBK merampungkan transaksi pembelian atas 1,17 miliar saham Bank Mitra Niaga di harga 409/unit, yang berarti total transaksi adalah senilai Rp 478,53 miliar. Bank Mitra Niaga kemudian dilebur dengan Bank Agris dan memiliki nama baru yakni PT Bank IBK Indonesia Tbk.


2. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN)
Pada akhir Januari 2019, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) selaku bank terbesar kedua di Jepang merampungkan akuisisi atas saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), yakni dengan mengambil alih 3,33 miliar unit saham BTPN atau setara dengan 56,92% dari total saham perusahaan. Nilai dari transaksi tersebut mencapai Rp 14,28 triliun.

Menyusul aksi korporasi tersebut, kepemilikan SMBC atas BTPN naik menjadi 97,34% atau setara dengan 7,93 miliar unit saham.

3. PT Bank Danamon Tbk (BDMN) & PT Bank Nasional Parahyangan Tbk (BBNP)
Pada April 2019, PT Bank Danamon Tbk (BDMN) dan PT Bank Nasional Parahyangan Tbk (BBNP) diakuisisi oleh Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) selaku bank terbesar di Jepang dengan nilai mencapai lebih dari Rp 52 triliun.

Kemudian pada Mei 2019, MUFG resmi melakukan merger terhadap dua anak usahanya tersebut, di mana BDMN menjadi surviving entity atau entitas yang dipertahankan.

4. PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) & PT Bank Oke Indonesia (BOI)
Bank Dinar resmi mencatatkan penggabungan usaha dengan Bank Oke Indonesia pada tanggal 15 Juli pasca sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Sama halnya dengan Bank Danamon, Bank Dinar adalah entitas yang dipertahankan setelah penggabungan usaha.

Namun, dilakukan rebranding nama menjadi PT Bank Oke Indonesia Tbk mengingat "OK Bank" sudah menjadi brand image dari APRO Financial Co. Ltd (APRO). APRO sendiri merupakan perusahaan pembiayaan asal Korea Selatan yang menguasai mayoritas saham Bank Oke Indonesia.

Untuk diketahui, sebelumnya pada awal November 2018 Bank Dinar mengumumkan bahwa APRO telah resmi membeli 77,38% kepemilikan saham perusahaan. Eksekusi pembelian ini dilakukan setelah Bank Dinar mendapat lampu hijau melepas saham pada tanggal 8 Oktober 2018.

Dalam pengumumannya yang disampaikan kepada BEI, Bank Dinar menyatakan bahwa APRO membeli 1,71 miliar saham perusahaan di harga Rp 396,89 per unit. Dengan kata lain, APRO mengeluarkan dana senilai Rp 691 miliar untuk aksi korporasi ini.

[Gambas:Video CNBC]


5. PT Bank Permata Tbk (BNLI)
Terakhir, seperti yang sudah disebutkan di atas, teka-teki terkait pihak yang akan mengakuisisi Bank Permata kini terjawab sudah.

Pasca menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat dengan Standard Chartered Bank dan Astra International, Bangkok Bank akan mengakuisisi sebanyak 89,12% kepemilikan atas Bank Permata. Aksi korporasi tersebut ditargetkan akan selesai pada tahun 2020.

Transaksi akan dilaksanakan berdasarkan valuasi yang disepakati yakni di harga sebesar 1,77 kali lipat dari nilai buku Bank Permata (yang masih akan disesuaikan). Jika dihitung berdasarkan nilai buku Bank Permata pada 30 September 2019, harga pembelian indikatif adalah senilai Rp 1.498 per unit dan nilai transaksi indikatif akan mencapai Rp 37,43 triliun (sekitar US$ 2,67 miliar atau THB 81,01 miliar).

Untuk diketahui, Astra International dan Standard Chartered Bank sama-sama menguasai saham Bank Permata dengan porsi 44,56%. Jika dihitung dari nilai transaksi indikatif yang mencapai Rp 37,43 triliun, Astra International akan meraup dana segar senilai Rp 18,715 triliun dari penjualan saham Bank Permata. Dana segar tersebut bisa digunakan untuk pengembangan bisnis mereka di sektor-sektor lain.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/hps) Next Article Resmi! Sea Grup, Induk Shopee Jadi Pemegang Saham Bank BKE

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular