
Sudah Berhari-hari Harga Emas Tak Gerak, Masih Bingung kah?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
12 December 2019 10:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan pagi ini, harga emas di pasar spot nyaris tak bergerak setelah bank sentral AS The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level sekarang.
Kamis (12/12/2019) Harga emas di pasar spot menyentuh level US$ 1.474,4/troy ons atau melemah tipis 0,02% dibanding harga penutupan kemarin. Harga emas nyaris tak beranjak dari levelnya sekarang setelah pada perdagangan kemarin harga naik cukup signifikan sebesar 0,74%.
Pagi dini hari tadi Gubernur bank sentral AS Jerome 'Jay' Powell mengumumkan kebijakan moneter AS. The Fed memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan atau the fed fund rate tetap di posisi 1,5%-1,75%. Kebijakan tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar.
Sebelumnya berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 11 Desember 2019, probabilitas The Fed akan menahan suku bunga acuan di posisi 1,5%-1,75% berada di level 97,8%.
Di sepanjang tahun 2019, bank sentral AS telah memangkas suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps). Terhitung sejak Juli-Oktober, The Fed telah memangkas suku bunga acuan masing-masing 25 bps.
Perang dagang AS-China, perlambatan ekonomi global dan inflasi yang rendah jadi pertimbangan The Fed memangkas suku bunga acuan hingga 75 bps tersebut.
The Fed menilai kebijakan moneter saat ini sudah tepat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi mendekati target 2%.
Powell juga mengatakan bank sentrak kemungkinan tidak mungkin menaikkan suku bunga acuan sampai melihat kenaikan harga yang terjadi terus menerus. Pernyataan tersebut membuat indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar di hadapan enam mata uang lain melemah.
Indeks dolar melemah 0,37% dan mencapai level terlemah sejak akhir Juli. Pelemahan mata uang AS menguntungkan emas. Pasalnya emas yang dibanderol dalam mata uang tersebut menjadi lebih murah dan menarik untuk dibeli. Tekanan beli memungkinkan harga emas terkerek.
Namun pagi ini harga emas tak banyak bergerak seiring dengan semakin dekatnya tenggat waktu pengenaan tarif baru untuk produk impor asal China. Isu perang dagang masih menjadi fokus utama investor saat ini.
The Wall Street Journal mengabarkan bahwa AS kemungkinan menunda penerapan tarif baru untuk 15 Desember nanti. Namun belum ada keputusan resmi terkait hal tersebut.
Penasihat ekonomi dan perdagangan Gedung Putih, termasuk Perwakilan Dagang Robert Lighthizer, Larry Kudlow, Peter Navarro, dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin diperkirakan akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dalam beberapa hari mendatang untuk membahas mengenai keputusan itu. Sampai saat ini masih belum ada kejelasan tentang keputusan apa yang akan diambil.
Jika pemerintahan Trump tak segera bertindak, maka tarif akan secara otomatis berlaku, kata salah seorang pakar perdagangan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Emas, How High Can You Fly
Kamis (12/12/2019) Harga emas di pasar spot menyentuh level US$ 1.474,4/troy ons atau melemah tipis 0,02% dibanding harga penutupan kemarin. Harga emas nyaris tak beranjak dari levelnya sekarang setelah pada perdagangan kemarin harga naik cukup signifikan sebesar 0,74%.
Sebelumnya berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 11 Desember 2019, probabilitas The Fed akan menahan suku bunga acuan di posisi 1,5%-1,75% berada di level 97,8%.
Di sepanjang tahun 2019, bank sentral AS telah memangkas suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps). Terhitung sejak Juli-Oktober, The Fed telah memangkas suku bunga acuan masing-masing 25 bps.
Perang dagang AS-China, perlambatan ekonomi global dan inflasi yang rendah jadi pertimbangan The Fed memangkas suku bunga acuan hingga 75 bps tersebut.
The Fed menilai kebijakan moneter saat ini sudah tepat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi mendekati target 2%.
Powell juga mengatakan bank sentrak kemungkinan tidak mungkin menaikkan suku bunga acuan sampai melihat kenaikan harga yang terjadi terus menerus. Pernyataan tersebut membuat indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar di hadapan enam mata uang lain melemah.
Indeks dolar melemah 0,37% dan mencapai level terlemah sejak akhir Juli. Pelemahan mata uang AS menguntungkan emas. Pasalnya emas yang dibanderol dalam mata uang tersebut menjadi lebih murah dan menarik untuk dibeli. Tekanan beli memungkinkan harga emas terkerek.
Namun pagi ini harga emas tak banyak bergerak seiring dengan semakin dekatnya tenggat waktu pengenaan tarif baru untuk produk impor asal China. Isu perang dagang masih menjadi fokus utama investor saat ini.
The Wall Street Journal mengabarkan bahwa AS kemungkinan menunda penerapan tarif baru untuk 15 Desember nanti. Namun belum ada keputusan resmi terkait hal tersebut.
Penasihat ekonomi dan perdagangan Gedung Putih, termasuk Perwakilan Dagang Robert Lighthizer, Larry Kudlow, Peter Navarro, dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin diperkirakan akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dalam beberapa hari mendatang untuk membahas mengenai keputusan itu. Sampai saat ini masih belum ada kejelasan tentang keputusan apa yang akan diambil.
Jika pemerintahan Trump tak segera bertindak, maka tarif akan secara otomatis berlaku, kata salah seorang pakar perdagangan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Emas, How High Can You Fly
Most Popular