Fokus Investor

Simak Nasib Jiwasraya, Hingga Erick Bongkar 85 Hotel BUMN

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 December 2019 08:30
Pada perdagangan kemarin, sejumlah aksi korporasi menjadi perhatian investor.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir perdagangan Selasa kemarin (10/12/2019) ditutup melemah tipis 0,17% ke level 6.183,51.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei terkoreksi 0,09%, indeks Hang Seng jatuh 0,22%, dan indeks Straits Times terkoreksi 0,58%.

Pada perdagangan kemarin, sejumlah aksi korporasi menjadi perhatian investor. Apa saja aksi korporasi tersebut, yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Rabu (11/12/2019):

1.JP Morgan: Mandiri, BRI dan BCA Tumbuh di Atas Ekspektasi
JP Morgan mengeluarkan prediksi terbarunya soal bank-bank di Asia. Dalam wawancaranya dengan CNBC International, ada sejumlah negara yang memiliki bank-bank dengan kinerja cemerlang.

"Ada banyak kesempatan di Asia Tenggara, tapi risiko dan pengembalian sangat berbeda untuk tiap pasar," kata Hars Modi, bankir senior JP Morgan.

Untuk Indonesia, setidaknya ada tiga bank yang tetap tumbuh sesuai ekspektasi antara lain Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat indonesia (BBRI) dan Bank Central Asia (BBCA).

Bank-bank ini dipandang masih overweight. Artinya adalah selama 6 hingga 12 ke depan, pasar keuangan akan bergerak di atas rata-rata ekspektasi dari para analis.

Selain bank-bank di Indonesia, bank lain yang menurut JP Morgan memiliki prospek pertumbuhan signifikan adalah bank asal Vietnam yakni Vietcombank, Tehcombank dan Asia Commercial Bank. "Bank-bank Vietnam menarik kesempatan investasi karena modalnya berlipat dan tumbuh sangat cepat," kata Modi.

2.Setelah Pecat Direksi Garuda, Erick Mau Bongkar 85 Hotel BUMN
Gebrakan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir terus berlanjut. Usai memecat lima direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk lantaran skandal penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton, Erick berencana 'membongkar' bisnis hotel milik BUMN.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, sejatinya BUMN yang memiliki bisnis inti di bidang perhotelan hanya PT Hotel Indonesia Natour yang mengoperasikan beberapa hotel di bawah merek Inna Group Hotel.

"Tapi tahu gak 85 hotel dimiliki BUMN? Pertamina dan lain-lain. Lalu PT PANN Multifinance (Persero) punya hotel di Bandung besar. Apakah menguntungkan? 'Iya pak itu bantu kami bayar gaji-gaji'," ujar Arya di Jakarta, Selasa (10/12/2019).

3. Sepekan Jadi Dirut, Pahala Beli Saham BTN Hampir Rp 1 M
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Pahala N. Mansury melaporkan telah menambah kepemilikan saham pada perusahaan yang dipimpinnya tersebut.

Transaksi tersebut dilakukan sepekan setelah dia resmi diangkat sebagai Dirut BTN, berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan hari ini, Selasa (10/12/2019).

Pencatatan kepemilikan saham BTN atas nama Pahala dilakukan pada 3 Desember 2019. Pahala membeli sebanyak 116.100 saham BTN di harga Rp 2.170/saham dengan nilai total pembelian saham tersebut mencapai Rp 251,94 juta.

Lalu pada 4 Desember 2019, Pahala menambah kepemilikan saham BTN yang dilakukan dalam dua kali transaksi.

Transaksi pertama dilakukan dengan membeli sebanyak 300.000 saham pada harga Rp 2.210/saham senilai Rp 663 juta.

Lalu ditambah lagi dengan pembelian 37.000 unit saham pada harga Rp 2.220/saham senilai Rp 82,14 juta. Dengan demikian, total saham BTN yang dimiliki Pahala mencapai 453.100 unit dengan total harga pembelian Rp 997,08 juta.

4. Apakah Sumitomo Deal Caplok Permata? Ini Respons Manajemen
Manajemen PT Bank Permata Tbk (BNLI) menegaskan belum bisa berkomentar soal kabar pasar yang menyebutkan bahwa Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) yang membeli Bank Permata di harga Rp 1.490/saham dari investor mayoritas yakni Standard Chartered Bank dan Grup Astra.

Sekretaris Perusahaan Bank Permata Katharine Grace mengatakan terkait dengan pemberitaan soal SMBC yang membeli saham Bank Permata pada tanggal 6 Desember lalu, perseroan tidak dalam posisi untuk berkomentar, "atau memberikan klarifikasi terkait berita dimaksud," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/12/2019).

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso juga enggan berkomentar lebih jauh soal kabar ini.

5. Ini Dia 2 Skenario Penyelamatan Jiwasraya versi OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan sudah memiliki beberapa skenario penyelamatan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang juga dibahas bersama dengan beberapa otoritas terkait.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan ada dua skenario menyelamatkan Jiwasraya yang diharapkan bisa mengatasi persoalan arus keuangan dan membayar klaim-klaim para nasabah yang jatuh tempo.

Wimboh memerinci, dua skenario tersebut yakni pertama, dalam jangka menengah, Jiwasraya sudah membentuk anak perusahaan, PT Jiwasraya Putra yang sudah diberikan konsesi untuk menangani (cover) asuransi-asuransi beberapa BUMN.

Sementara untuk jangka panjang atau skenario kedua, Wimboh mengatakan akan berkoordinasi dengan seluruh pihak, baik itu dari pemerintah, pemilik, dan BUMN bagaimana skenario yang akan dijalankan untuk jangka panjang. "Sehingga cash flow jangka pendek teratasi dan ke depan, jangka panjang bisa memperkuat bisnis jiwasraya," jelas Wimboh.
(hps/hps) Next Article Gaduh Otak - Atik Petinggi BUMN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular