Di Tengah Penantian, Rupiah Masih Bisa Lanjutkan Penguatan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 December 2019 10:07
Di Tengah Penantian, Rupiah Masih Bisa Lanjutkan Penguatan
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga melanjutkan tren positif di perdagangan pasar spot.

Pada Selasa (10/12/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.004. Rupiah menguat 0,12% dibandingkan posisi sehari sebelumnya.

Dengan penguatan ini, maka apresiasi rupiah di kurs tengah BI sudah terjadi selama lima hari beruntun. Dalam periode tersebut, rupiah sudah menguat 0,89%.

Sementara di pasar spot, rupiah juga mampu bertahan di jalur hijau. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.000 di mana rupiah menguat 0,07%.

Namun perlu dicatat bahwa posisi rupiah tidak berubah sejak pembukaan pasar. Ini memberi gambaran bahwa investor masih ragu-ragu untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia.



Keraguan itu bukan tanpa sebab. Pelaku pasar sedang di ambang penantian akan rapat Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) pada 10-11 Desember waktu setempat. Hasil rapat akan diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pasar memperkirakan komite pengambil kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) akan mempertahankan suku bunga acuan di 1,5-1,75%. Mengutip CME Fedwatch, peluang ke arah sana mencapai 99,3%. Hampir pasti.

Data ekonomi Negeri Paman Sam yang dirilis akhir-akhir ini kian mempertebal keyakinan investor. Akhir pekan lalu, US Bureau of Labor Statistics melaporkan perekonomian AS menciptakan 266.000 lapangan kerja non-pertanian selama November 2019. Ini adalah penciptaan lapangan kerja tertinggi sejak Januari.




Selain inflasi, The Fed memang sangat mencermati data ketenagakerjaan. Pasar tenaga kerja yang membaik menandakan ekspansi ekonomi Negeri Adidaya masih berlangsung.

Dengan begitu, sepertinya AS sudah tidak membutuhkan stimulus moneter (setidaknya dalam waktu dekat). Jadi wajar pelaku pasar memperkirakan siklus penurunan Federal Funds Rate akan berhenti untuk sementara.

Namun ini semua masih perkiraan di atas kertas. Meski sangat kecil, ada kemungkinan Ketua Jerome 'Jay' Powell dan sejawat akan memberikan kejutan dengan menyesuaikan suku bunga acuan. Oleh karena itu, pelaku pasar kemudian memasang mode wait and see. Lebih baik jangan dulu bermain agresif sebelum ada kepastian dari The Fed.


Selain itu, keraguan investor juga datang dari penantian terhadap negosiasi dagang AS-China. Sebenarnya ada kabar baik, di mana Beijing mengungkapkan perjanjian damai dagang dengan Washington bisa terwujud dalam waktu dekat.

"Soal negosiasi dagang AS-China, kami berharap kedua pihak bisa mendorong percepatan dialog yang tetap berlandaskan asas kesetaraan dan saling menghormati. Semoga ada kesepakatan yang bisa memuaskan seluruh pihak dalam waktu secepat mungkin," kata Ren Hongbin, Asisten Menteri Perdagangan China, seperti diberitakan Reuters.

Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump juga mengungkapkan bahwa dirinya puas dengan proses negosiasi yang tengah berlangsung. Dia menambahkan AS-China belum mendiskusikan soal 15 Desember, di mana AS akan menerapkan bea masuk baru terhadap importasi produk China senilai US$ 156 miliar.

"Kita akan lihat, tetapi sekarang kita bergerak maju. Mengenai 15 Desember, sesuatu bisa terjadi, tetapi kami belum membahas soal itu. Kami sedang dalam diskusi yang bagus dengan China," kata Trump, dikutip dari Reuters.

Well, hari ini sepertinya belum ada perkembangan signifikan soal dialog dagang AS-China. Situasi yang membuat pasar memilih bermain aman, dan membuat arus modal yang mengalir ke negara-negara berkembang agak seret.


Akibatnya, sebagian besar mata uang utama Asia masih melemah di hadapan greenback. Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:07 WIB:




TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular