Bidik Bank Malaysia, Bank Mandiri Juga Incar Bisnis IPO

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
10 December 2019 06:59
Bidik Bank Malaysia, Bank Mandiri Juga Incar Bisnis IPO
Foto: Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyatakan bakal lebih meningkatkan pendapatan berbasis non bunga atau fee based income di tengah tantangan ketidakpastian global dan tren perlambatan penyaluran kredit di Tanah Air.

Salah satu sumber pendapatan yang diincar dari bisnis anak usaha, PT Mandiri Sekuritas, termasuk bisnis penjamin emisi (underwriter) penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

"Korporasi ini sudah besar, asetnya besar, makanya kita shifting mulai ke transaction fee based, created dengan ekosistem kita yang banyak anak perusahaan, grup saling mendukung, saya jadi coba bawa kolaborasi ini lebih kuat lagi," tegas Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar, usai RUPSLB di Jakarta, Senin kemarin (9/12/2019).

"Supaya bisa, kalau IPO bantu dulu, bridging-nya IPO, kan itu bisa dapat dobel-dobel [pendapatan]," kata Royke.


Royke menilai, transaksi yang berbasis non bunga bakal jadi andalan perseroan dalam beberapa tahun ke depan, hal ini juga didukung banyaknya anak usaha Bank Mandiri dan bisa saling disinergikan. Apalagi, Royke juga bakal memperkuat kolaborasi antara bisnis wholesale banking (nasabah korporasi) dan retail banking.

Fokus pada pendapatan non bunga ini juga terindikasi dari target penyaluran kredit perseroan sepanjang tahun 2020 yang cenderung konservatif di level 10%. Angka ini, lebih rendah dari proyeksi yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di kisaran 13% pada tahun 2020.

"Targetnya mencoba untuk mendekati 10 persen. Kan kita lihat ekonomi, saya juga tahu diri, mungkin kita di 9-10 persen, sudah tidak seperti tahun-tahun sebelumnya 14-16 persen," kata Royke.

Menurut Royke, fokus pada pendapatan non-bunga ini bertujuan meningkatkan ekosistem Grup Bank Mandiri yang memiliki beberapa anak usaha seperti asuransi, perusahaan pembiayaan, perusahaan sekuritas, dan perusahaan aset manajemen.

"Ini akan bisa create FBI [fee based income] yang sekarang dari wholesale ada bond market, sindikasi," katanya.


Selain itu, sinergi dengan anak usaha yakni PT Mandiri Sekuritas juga akan lebih erat lagi dalam meningkatkan penetrasi di pasar modal, apalagi Dirut Mandiri Sekuritas Silvano Winston Rumantir kini ditarik menjadi Direktur Keuangan Bank Mandiri.

"Mansek [Mandiri Sekuritas] dengan Silvano akan lebih erat lagi, akan banyak yang terkait MNA. Restruktukturisasi, deal akan jadi sumber fee based yang bisa mengganti pertumbuhan kredit [yang] tidak sekencang tahun- tahun sebelumnya,"kata Royke.


Begini proyeksi kinerja Bank Mandiri

Dalam kesempatan RUPSLB tersebut, Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengatakan perseroan masih punya rencana ekspansi ke Vietnam, Malaysia, dan Filipina, untuk melakukan aksi merger dan akuisisi (M&A) guna memperbesar penetrasi bisnis perusahaan di sektor retail banking di regional Asia.

Di Filipina, Bank Mandiri akan membidik rencana akuisisi, sementara Vietnam dan Malaysia akan didirikan bisnis baru. Besarnya potensi sektor ritel ini mengingat tidak banyak perbankan masuk ke ceruk bisnis tersebut.

"Selain Filipina, kan kemarin ada arrangement terkait dengan qualified Asian Banks itu Malaysia masih dikaji. Kemudian kalau kita lihat GDP growth yang tinggi itu ada di Vietnam, sementara sudah banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang ekspansi ke Vietnam," kata Darmawan Junaidi.

Bank Mandiri Bidik Foto: Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri (CNBC Indonesia/Syahrizal Sidik)


Dia mengatakan pilihan tiga negara itu dengan melihat banyak perusahaan juga ekspansi, salah satunya Vietnam.

"Mungkin dari situ memang yang paling dekat itu kalau kita tidak mendirikan baru, tapi kita mungkin melakukan akuisisi. Kalau Filipina kita lebih akuisisi. Vietnam kita akan establish[mendirikan] yang baru. Demikian juga di Malaysia [mendirikan baru]."

Rencana ini menurut dia masih dikaji, sementara untuk eksekusinya dengan melakukan optimalisasi modal yang dimiliki perusahaan.

"Kalau memang kita lihat ini mendukung jangka panjang kita, mungkin bisa kita lakukan. Tapi kalau sekarang kita lihat secara jangka menengah masih lebih optimal untuk fokus di dalam negeri, apalagi membesarkan anak usaha kita. Itu jadi pilihan, yang ekspansi LN-nya [luar negeri] tetap bisa dilakukan setelah itu," tegasnya.


Hanya saja Bank Mandiri belum bisa membeberkan dana untuk persiapan akuisisi tersebut. "Lebih kepada consumer dan micro financing," katanya. "Dan banknya tidak banyak yang meng-cover segmen tersebut."

"Kita mempersiapkan secara generik saja. Tak ada terobosan canggih. Funding basekita terjaga baik, likuiditasnya sangat cukup, cost of fund[beban bunga] kita terjaga bagus," kata Darmawan.

"Kalau dilihat dari hasil Q3-2019 NIM [margin bunga bersih] kita hanya tergerus 8 basis poin, padahal bunga kredit lebih kencang turun dibanding bunga simpanan. Ini yang akan terus kita lanjutkan supaya efisiensi terjadi sehingga daya saing Mandiri meningkat.

Darmawan mengatakan alokasi modal untuk akuisisi perbankan di Filipina tersebut akan memberikan tingkat pengembalian aset atau return on asset(ROA) yang sesuai dengan target perusahaan.

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BMRI pada Senin kemarin, resmi melakukan perombakan direksi dan komisaris perusahaan sebagaimana yang sudah dinyatakan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada pekan lalu.

Royke Tumilaar resmi disahkan sebagai Dirut Bank Mandiri. Royke sebelumnya menjabat Direktur Corporate Banking Bank Mandiri.

Selain itu, RUPSLB juga mengangkat Kartiko Wirjoatmodjo (Wakil Menteri BUMN) sebagai Komisaris Utama Bank Mandiri. Tiko, panggilan akrabnya, kembali ke Bank Mandiri mengingat sebelum menjadi Wamen, dia adalah Direktur Utama Bank Mandiri.

Adapun RUPSLB juga mensahkan posisi Chatib Basri, mantan Menteri Keuangan, sebagai Wakil Komisaris Utama perusahaan. Menteri BUMN Erick Thohir sudah menunjuk Chatib pada pekan lalu sehingga RUPSLB hari ini tinggal mensahkan jabatannya.

RUPSLB juga memberhentikan dengan hormat beberapa dewan komisaris yakni Hartadi A Sarwono, Bangun S Kusmulyono, dan Goei Siauw Hong.

Berikut adalah susunan direksi Bank Mandiri pada RUPSLB Senin ini:

Direktur Utama: Royke Tumilaar
Wakil Direktur Utama: Sulaiman Arif Arianto
Direktur Konsumen dan Ritel: Hery Gunardi
Direktur Manajemen Risiko: Ahmad Siddik Badruddin
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi: Rico Usthavia Frans
Direktur Treasury dan International Banking: Darmawan Junaidi
Direktur Hubungan Kelembagaan: Donsuwan Simatupang
Direktur Kepatuan dan SDM: Agus Dwi Handaya
Direktur Commercial Banking: Riduan
Direktur Keuangan dan Strategi: Silvano Winston Rumantir
Direktur Operasional: Panji Irawan
Direktur Coporate Banking: Alexandra Askandar


Jajaran komisaris Bank Mandiri :


Komisaris Utama: Kartika Wirjoatmodjo
Wakil Komisaris Utama : Chatib Basri
Komisaris Independen : Mohammad Nasir
Komisaris Independen : Robertus Bilitea
Komisaris Independen: Makmur Keliat
Komisaris: Ardan Adiperdana
Komisaris : R Widyo Pramono
Komisaris: Ronald Silaban


(tas/tas) Next Article Kredit Capai Rp 984,8 T, Laba Bank Mandiri Q1 Tembus Rp 5,9 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular