BEI Siapkan Insentif IPO untuk Perusahaan Kecil & Menengah

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
05 December 2019 19:47
BEI sedang menyiapkan insentif guna mendorong lebih banyak perusahaan dengan skala kecil dan menengah lebih banyak mencatatkan saham perdana.
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia- Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang menyiapkan insentif guna mendorong lebih banyak perusahaan dengan skala kecil dan menengah lebih banyak mencatatkan saham perdana di papan akselerasi.

Insentif yang sedang diinisiasi untuk papan akselerasi adalah kebijakan menurunkan biaya profesi penunjang seperti auditor. Dari segi biaya, biaya pencatatan saham perdana (listing fee) untuk papan ini juga lebih murah dari papan pengembangan maupun papan utama.

"Biaya listing fee di papan akselerasi berbeda, lebih murah. Kita juga sedang mengusahakan bagaimana bisa menekan biaya yang terkait profesi penunjang," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan BEI Laksono Widodo di BEI, Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Insentif dan efisiensi biaya sejalan dengan masukan dari Asosiasi Emiten Indonesia untuk lebih menarik minat perusahaan skala kecil dan menengah untuk go public.


Direktur Eksekutif AEI Samsul Hidayat menyatakan, BEI sudah memberlakukan peraturan pencatatan baru untuk perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah yang ingin menjadi emiten lewat Peraturan Nomor I-V.

Aturan ini mulai berlaku sejak 22 Juli 2019 dan mengatur ketentuan khusus pencatatan saham di Papan Akselerasi.

Perusahaan yang diklasifikasikan sebagai perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki aset maksimal Rp 50 miliar. Sedangkan perusahaan menengah dikelompokkan dari perusahaan yang memiliki kisaran aset Rp 50 miliar-Rp 250 miliar.

"Beban company [di Papan Akselerasi] harusnya bisa dikurangi, fee bursa bisa dikurangi, kan mereka harus bayar setiap tahun itu bisa dihilangkan atau dikurangi misalnya biaya pencatatan, biaya-biaya lain, RUPST, rata-rata sekitar Rp 200-250 juta, bisa ditekan jadi Rp 100 juta per tahun," kata mantan Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI periode 2012-2015 ini.

Irmawati Amran, Kepala Divisi Inkubasi Bisnis BEI menyatakan, saat ini dari 69 perusahaan rintisan binaan BEI, ada 33 perusahaan yang sedang dalam fase pencarian pendanaan awal.


Salah satu startup binaan IDX Incubator yakni PT Tourindo Guide Indonesia atau biasa disebut Pigijo akan menjadi perusahaan pertama yang mengisi papan akselerasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun depan. Namun, Irmawati enggan menyebutkan berapa jumlah dana yang ditargetkan akan dihimpun.

"Kalau tidak ada halangan Pigijo menjadi emiten pertama di papan akselerasi 2020," kata Irmawati Amran.
(dob/dob) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular