Rupiah KO di Pasar Spot, tapi Menguat Tipis di Kurs Tengah BI

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 December 2019 10:49
Pada Rabu (4/12/2019) kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dolar Rate/Jisdor berada di Rp 14.125/US$ menguat 0,04%
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis di kurs tengah Bank Indonesia (BI), tetapi melemah di pasar spot.

Pada Rabu (4/12/2019) kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dolar Rate/Jisdor berada di Rp 14.125/US$ menguat 0,04% dibandingkan Selasa kemarin.

Namun sayangnya penguatan di kurs tengah BI belum diikuti pergerakan rupiah di pasar spot, hingga pukul 10:22 WIB, rupiah melemah 0,14%.



Rupiah sebenarnya memiliki peluang menguat di pasar spot melihat indeks dolar yang merosot ke level terlemah satu bulan Selasa kemarin, tetapi usaha untuk menguat terbentur buruknya sentimen pelaku pasar yang memicu aksi alih risiko atau risk aversion.

Para pelaku pasar lebih memilih masuk ke aset aman (safe haven) terbukti dengan penguatan kurs yen Jepang serta emas.


Sejak awal pekan, indeks dolar yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam terus mengalami penurunan. Dalam dua hari terakhir, total indeks dolar melemah 0,55% ke 97,73, menjadi yang terlemah sejak 5 November lalu.

Memburuknya sentimen pelaku pasar dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump dua hari terakhir.

Selasa kemarin, Presiden Trump dalam sebuah wawancara saat menghadiri pertemuan NATO di London menyatakan sebaiknya kesepakatan dagang dengan China dilakukan setelah Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2020.



"Dalam beberapa hal, saya menyukai gagasan menunda kesepakatan dengan China sampai Pemilu selesai, tapi mereka ingin membuat kesepakatan sekarang dan kita akan melihat apakah kesepakatan itu akan benar terjadi," kata Trump, sebagaimana dilansir CNBC International.

Pemilu di AS akan dilangsungkan pada November 2020, dan jika benar Trump menunda kesepakatan tersebut, perekonomian global berisiko kembali melambat. Apalagi Pemerintah Washington masih berencana menaikkan bea masuk importasi barang dari China. 
 
Sehari sebelumnya, Presiden AS ke-45 ini juga mengobarkan perang dagang dengan Brasil dan Argentina.

"Brasil dan Argentina telah melakukan devaluasi besar-besaran terhadap mata uang mereka, dan hal itu tidak bagus untuk petani kita. Oleh karena itu, efektif secepatnya, saya akan menerapkan lagi bea masuk semua baja dan aluminum yang masuk ke AS dari dua negara tersebut," kata Trump melalui akun Twitternya, sebagaimana dilansir CNBC International.



Belum cukup sampai disana, Pemerintah Washington juga berencana menaikkan bea masuk importasi produk dari Prancis. Tidak tanggung-tanggung, bea masuk tersebut bisa mencapai 100% dengan total nilai produk US$ 2,4 miliar.

Perang dagang AS sepertinya akan berkobar di berbagai benua, dampaknya sentimen pelaku pasar memburuk, dan rupiah sulit untuk menguat lagi di pasar spot.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular