
November, Kupon Bikin Investor SUN Happy Meski Harga Koreksi

Data PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) menunjukkan pergerakan harga seri acuan (benchmark) surat utang negara (SUN) yang masih negatif sepanjang bulan lalu, tercermin dari kenaikan tingkat imbal hasil (yield) tipis.
Untuk seri acuan 10 tahun sebagai seri yang paling likuid, yield wajarnya naik 7 basis poin (bps) menjadi 7,05% dari posisi 6,98% pada akhir Oktober. Kondisi serupa dialami tiga seri acuan lain yaitu seri 5 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Periode | SUN 5 Tahun (%) | SUN 10 Tahun (%) | SUN 15 Tahun (%) | SUN 20 Tahun (%) |
31-Oct-19 | 6.399 | 6.981 | 7.447 | 7.651 |
29-Nov-19 | 6.485 | 7.058 | 7.512 | 7.677 |
Selisih | 0.086 | 0.077 | 0.065 | 0.026 |
Sumber: PHEI
Meskipun harganya terkoreksi, tetapi return dari SUN menunjukkan angka yang positif pada periode yang sama, yang tercermin dari indeks INDOBeX Government Total Return yang naik 0,16% menjadi 268,06 dari posisi akhir Oktober 267,62.
"Kalau total return masih naik meski harga turun, berarti return dari kupon masih cukup besar sehingga masih ada pertumbuhan return, meski tidak sebesar kalau price-nya lagi naik," ujar Direktur PHEI Wahyu Trenggono hari ini (2/12/19).
Hari ini, mayoritas harga obligasi masih terkoreksi. Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.
Seri acuan yang paling melemah adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 6,4 basis poin (bps) menjadi 7,59%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 2 Dec'19 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 29 Nov'19 (%) | Yield 2 Dec'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 2 Dec'19 (%) |
FR0077 | 5 tahun | 6.62 | 6.57 | -5.00 | 6.5599 |
FR0078 | 10 tahun | 7.141 | 7.138 | -0.30 | 7.1176 |
FR0068 | 15 tahun | 7.526 | 7.59 | 6.40 | 7.5608 |
FR0079 | 20 tahun | 7.72 | 7.721 | 0.10 | 7.7126 |
Sumber: Refinitiv
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah. Indeks tersebut turun 0,98 poin (0,36%) menjadi 267,2 dari posisi kemarin 268,17.
Pelemahan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 530 bps, menyempit dari posisi akhir pekan lalu 536 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik 6,2 bps hingga 1,83% dari posisi akhir pekan lalu 1,77%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.067,8 triliun SBN, atau 38,55% dari total beredar Rp 2.770 triliun berdasarkan data per 29 November.
Sepanjang November, investor asing tercatat masih masuk ke pasar SUN senilai Rp 9,33 triliun, sedangkan sejak pekan sebelumnya masih defisit Rp 1,04 triliun.
Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, koreksi harga terjadi secara luas sehingga yield mayoritas obligasi negara naik.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 29 Nov'19 (%) | Yield 2 Dec'19 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 6.925 | 6.925 | 0.00 |
China | 3.192 | 3.216 | 2.40 |
Jerman | -0.354 | -0.296 | 5.80 |
Prancis | -0.043 | 0.015 | 5.80 |
Inggris | 0.699 | 0.741 | 4.20 |
India | 6.46 | 6.485 | 2.50 |
Jepang | -0.046 | -0.043 | 0.30 |
Malaysia | 3.433 | 3.441 | 0.80 |
Filipina | 4.69 | 4.685 | -0.50 |
Rusia | 6.4 | 6.42 | 2.00 |
Singapura | 1.739 | 1.77 | 3.10 |
Thailand | 1.63 | 1.655 | 2.50 |
Amerika Serikat | 1.776 | 1.838 | 6.20 |
Afrika Selatan | 8.455 | 8.49 | 3.50 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%