Sentimen Inflasi & Lelang Tak Mampu Angkat Harga SUN

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
02 December 2019 13:48
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah terkoreksi signifikan pada awal perdagangan hari ini, menandai bahwa sentimen positif domestik tidak mampu mengalahkan sentimen negatif dari perang dagang Amerika Serikat (AS)-China.

Sentimen domestik hari ini datang dari pengumuman inflasi yang masih terkendali dan di bawah ekspektasi pasar serta dari pengumuman pemerintah yang membatalkan dua rencana lelang surat berharga negara (SBN) bulan ini.

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 9,4 basis poin (bps) menjadi 6,61%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 2 Dec'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 29 Nov'19 (%)

Yield 2 Dec'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 29 Nov'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.516

6.61

9.40

6.4856

FR0078

10 tahun

7.074

7.137

6.30

7.0586

FR0068

15 tahun

7.526

7.592

6.60

7.5126

FR0079

20 tahun

7.688

7.714

2.60

7.6776

Sumber: Refinitiv

 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.069 triliun SBN, atau 38,68% dari total beredar Rp 2.764 berdasarkan data per 27 November.

Angka kepemilikannya masih positif Rp 175,96 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk ke pasar SUN senilai Rp 380 miliar, sedangkan sejak awal bulan masih surplus Rp 10,75 triliun.

Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, mayoritas masih mengalami koreksi harga sehingga yield mayoritas obligasi negara naik.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 29 Nov'19 (%)

Yield 2 Dec'19 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil

6.925

6.885

-4.00

China

3.192

3.217

2.50

Jerman

-0.354

-0.361

-0.70

Prancis

-0.043

-0.04

0.30

Inggris

0.699

0.7

0.10

India

6.461

6.469

0.80

Jepang

-0.079

-0.052

2.70

Malaysia

3.433

3.435

0.20

Filipina

4.678

4.69

1.20

Rusia

6.38

6.4

2.00

Singapura

1.738

1.763

2.50

Thailand

1.63

1.64

1.00

Amerika Serikat

1.776

1.812

3.60

Afrika Selatan

8.455

8.455

0.00

Sumber: Refinitiv



TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/tas) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular