Gara-Gara Trump, Kurs Dolar Australia KO

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 November 2019 17:26
Pada Rabu waktu AS, Presiden Donald Trump akhirnya menandatangani Undang-Undang (UU) penegakan hak asasi manusia
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia melemah melawan rupiah pada perdagangan Kamis (28/11/19) dan berada di level terlemah dalam satu setengah bulan terakhir.

Pada pukul 16:00 WIB, AU$ 1 setara Rp 9.532,73, dolar Australia melemah 0,14% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China yang memanas memberikan dampak buruk ke pasar finansial. Dolar Australia menjadi salah satu mata uang yang terkena pukulan cukup telak.

Pada Rabu waktu AS, Presiden Donald Trump akhirnya menandatangani Undang-Undang (UU) penegakan hak asasi manusia dan demokrasi Hong Kong yang sebelumnya telah disetujui oleh Kongres AS.



Salah satu poin dalam UU tersebut adalah pemberian sanksi bagi pejabat China yang terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Hong Kong.

"Saya menandatangani UU ini sebagai bentuk rasa hormat saya terhadap Presiden Xi (Jinping), China dan rakyat Hong Kong" kata Trump dalam sebuah keterangan resmi yang dirilis Gedung Putih, mengutip Reuters.

Presiden Trump juga menambahkan. "UU ini disahkan dengan harapan pemimpin serta perwakilan China dan Hong Kong akan dapat menyelesaikan perbedaan mereka secara damai sehingga dapat menciptakan kemakmuran bagi semua".



Pemerintah Beijing sebelumnya sudah berulang kali mengingatkan AS agar tidak mencampuri urusan Hong Kong yang merupakan bagian dari China.

Menteri Luar Negeri China pagi ini memberikan pernyataan yang keras. "Pemerintah China akan membalas jika AS terus melakukan hal semacam ini. AS adalah pihak yang harus bertanggung jawab," tegas pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri China, seperti diberitakan Reuters.

Kesepakatan dagang AS-China kini kembali diragukan akibat memanasnya hubungan AS-China. Jika kedua negara gagal menandatangani kesepakatan, perang dagang bisa jadi akan tereskalasi mengingat AS berencana menaikkan bea masuk importasi produk China pada 15 Desember nanti.



Eskalasi perang dagang menjadi kabar buruk bagi perekonomian Negeri Kanguru, China merupakan mitra dagang utama Australia. Ketika ekonomi China melambat akibat perang dagang, ekonomi Australia akan terseret juga.

Hal itu sudah terbukti di tahun ini, ekonomi Australia terpukul, tingkat pengangguran meningkat, dan inflasi melambat. Bank sentral Australia sampai harus memangkas suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini, masing-masing 25 basis poin hingga ke rekor terendah 0,75%. Pemangkasan tersebut membuat dolar Australia melemah nyaris 6% melawan rupiah sepanjang tahun ini. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/tas) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular