
Optimisme Damai Dagang, Wall Street Diprediksi Menghijau
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
27 November 2019 19:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak futures indeks bursa saham acuan Bursa Wall Street di AS diimplikasikan menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (27/11/2019) seiring dengan investor yang mencerna pernyataan optimistis Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait hubungan dagang antara AS dan China.
Pada pukul 17:56 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 menguat 64,32 poin dan 9,83 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq naik 36,75 poin.
Pada Selasa (26/11/2019), Trump mengatakan bahwa putaran negosiasi dagang antara Washington dan Beijing sudah masuk babak final.
"Kami sedang dalam putaran terakhir dalam pembahasan kesepakatan yang sangat penting. Bahkan saya rasa ini akan menjadi salah satu kesepakatan dagang terbesar dalam sejarah. Semua berjalan baik, tetapi pada saat yang sama kami ingin ada perbaikan di Hong Kong," kata Trump kepada reporter di Gedung Putih sebagaimana dikutip dari Reuters.
Trump juga menambahkan bahwa hubungannya dengan Presiden China Xi Jinping baik-baik saja di tengah kekhawatiran pelaku pasar atas intervensi AS pada urusan dalam negeri Hong Kong yang mendapat kecaman dari beberapa pejabat Kementerian Luar Negeri China.
Selain itu, Presiden Ke-45 Negeri Adidaya tersebut juga percaya Xi akan mewujudkan kedamaian dan ketertiban di Hong Kong yang dilanda aksi unjuk rasa selama berbulan-bulan.
"Saya rasa Presiden Xi bisa melakukan itu. Saya kenal beliau, dan beliau akan mewujudkannya," ujar Trump.
Seperti diketahui, Kongres AS memang telah menyetujui undang-undang (UU) penegakan hak asasi manusia di Hong Kong. Namun sejatinya tanpa persetujuan Trump, UU tersebut belum dapat berlaku efektif.
"Begini, kita harus bersama dengan Hong Kong tetapi saya juga bersama Presiden Xi. Saya mendukung Hong Kong, saya mendukung kebebasan, tetapi saya juga ingin mendukung hal yang sedang kita perjuangkan (kesepakatan dagang fase pertama)," jelas Trump dalam wawancara dengan Fox News Channel, seperti diberitakan Reuters, pada Sabtu pekan lalu (23/11/2019).
Hal ini setidaknya menunjukkan bahwa Trump masih memprioritaskan dicapainya kesepakatan dagang, karena hingga saat ini Trump belum mengesahkan UU penegakan hak asasi manusia di Hong Kong.
Jika UU tersebut disahkan, resiko Negeri Tiongkok ngambek ke AS cukup besar mengingat China beberapa kali mengecam campur tangan AS atas Hong Kong.
Belum lama ini Beijing yang memanggil Duta Besar AS untuk China, Terry Branstad, dan dengan tegas meminta AS untuk berhenti mencampuri urusan di Hong Kong.
"Kami mendesak AS untuk memperbaiki kesalahannya. Berhentilah mengintervensi Hong Kong dan ikut campur dengan urusan dalam negeri China," tegas Zheng Zeguang, Wakil Menteri Luar Negeri China, seperti diberitakan Reuters.
Pada hari ini investor terdapat beberapa rilis data penting dari AS, di antaranya:
1. Jumlah pesanan barang tahan lama bulan Oktober, pukul 20:30 WIB
2. Pembacaan awal laju pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019, pukul 20:30 WIB
3. Angka PMI bulan November versi ISM Chicago, pukul 21:45 WIB
4. Pertumbuhan tingkat pendapatan individu bulan Oktober, pukul 22:00 WIB
5. Pertumbuhan tingkat pengeluaran inti individu bulan Oktober, pukul 22:00 WIB
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Pada pukul 17:56 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 menguat 64,32 poin dan 9,83 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq naik 36,75 poin.
Pada Selasa (26/11/2019), Trump mengatakan bahwa putaran negosiasi dagang antara Washington dan Beijing sudah masuk babak final.
Trump juga menambahkan bahwa hubungannya dengan Presiden China Xi Jinping baik-baik saja di tengah kekhawatiran pelaku pasar atas intervensi AS pada urusan dalam negeri Hong Kong yang mendapat kecaman dari beberapa pejabat Kementerian Luar Negeri China.
Selain itu, Presiden Ke-45 Negeri Adidaya tersebut juga percaya Xi akan mewujudkan kedamaian dan ketertiban di Hong Kong yang dilanda aksi unjuk rasa selama berbulan-bulan.
"Saya rasa Presiden Xi bisa melakukan itu. Saya kenal beliau, dan beliau akan mewujudkannya," ujar Trump.
Seperti diketahui, Kongres AS memang telah menyetujui undang-undang (UU) penegakan hak asasi manusia di Hong Kong. Namun sejatinya tanpa persetujuan Trump, UU tersebut belum dapat berlaku efektif.
"Begini, kita harus bersama dengan Hong Kong tetapi saya juga bersama Presiden Xi. Saya mendukung Hong Kong, saya mendukung kebebasan, tetapi saya juga ingin mendukung hal yang sedang kita perjuangkan (kesepakatan dagang fase pertama)," jelas Trump dalam wawancara dengan Fox News Channel, seperti diberitakan Reuters, pada Sabtu pekan lalu (23/11/2019).
Hal ini setidaknya menunjukkan bahwa Trump masih memprioritaskan dicapainya kesepakatan dagang, karena hingga saat ini Trump belum mengesahkan UU penegakan hak asasi manusia di Hong Kong.
Jika UU tersebut disahkan, resiko Negeri Tiongkok ngambek ke AS cukup besar mengingat China beberapa kali mengecam campur tangan AS atas Hong Kong.
Belum lama ini Beijing yang memanggil Duta Besar AS untuk China, Terry Branstad, dan dengan tegas meminta AS untuk berhenti mencampuri urusan di Hong Kong.
"Kami mendesak AS untuk memperbaiki kesalahannya. Berhentilah mengintervensi Hong Kong dan ikut campur dengan urusan dalam negeri China," tegas Zheng Zeguang, Wakil Menteri Luar Negeri China, seperti diberitakan Reuters.
Pada hari ini investor terdapat beberapa rilis data penting dari AS, di antaranya:
1. Jumlah pesanan barang tahan lama bulan Oktober, pukul 20:30 WIB
2. Pembacaan awal laju pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019, pukul 20:30 WIB
3. Angka PMI bulan November versi ISM Chicago, pukul 21:45 WIB
4. Pertumbuhan tingkat pendapatan individu bulan Oktober, pukul 22:00 WIB
5. Pertumbuhan tingkat pengeluaran inti individu bulan Oktober, pukul 22:00 WIB
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular