Ambil Nafas Sehari, Kurs Dolar Singapura Kini Melemah Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 November 2019 13:03
Pada pukul 12:20 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 10.311,01, dolar Singapura melemah 0,08% di pasar spot, melansir data Refnitiv.
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Rabu (27/11/19) setelah berhasil menghentikan koreksiempat hari beruntun Selasa kemarin.

Pada pukul 12:20 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 10.311,01, dolar Singapura melemah 0,08% di pasar spot, melansir data Refnitiv. Pelemahan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut kurs jual beli yang diambil dari beberapa situs resmi bank pada pukul 13:45 WIB.

BankKurs BeliKurs Jual
Bank BNI10.294,0010.352,00
Bank BRI10.250,8510.395,66
Bank Mandiri10.290,0010.360,00
Bank BTN10.164,0010.477,00
Bank BCA10.315,0310.335,38
CIMB Niaga10.322,0010.329,00

Dalam dua hari terakhir, data ekonomi Singapura dirilis bervariasi, memberikan gambaran kondisi ekonomi Negeri Merlion yang masih rapuh.

Berdasarkan data dari Trading Economics yang dirilis Senin (25/11/19), inflasi Singapura di bulan Oktober dilaporkan tumbuh 0,4% year-on-year (YoY), melambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 0,5%. Bahkan jika dilihat secara bulanan atau month-on-month (MoM) mengalami deflasi 0,4% di bulan Oktober.



Sementara Selasa kemarin, tingkat produksi manufaktur di bulan Oktober dilaporkan tumbuh 4% secara tahunan atau year-on-year (YoY). Sementara, jika dilihat secara bulanan month-on-month (MoM), produksi manufaktur tumbuh 3,4%.

Rilis data tersebut lebih baik dibandingkan konsensus di Trading Economics yang justru menunjukkan penurunan 1,7% YoY dan 0,4% MoM. Kondisi ekonomi Singapura sedang mendapat sorotan, perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China yang sudah berlangsung selama enam bulan memberikan pukulan telak.



Produk domestik bruto (PDB) Singapura di kuartal III-2019 dilaporkan hanya tumbuh 0,5% year-on-year (YoY). Pertumbuhan tersebut membaik dari kuartal sebelumnya 0,2% YoY. Meski demikian, PDB kuartal III-2019 tersebut jauh melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,6% YoY.

Pelambatan tersebut memaksa pemerintah Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 0-1% dibandingkan proyeksi sebelumnya 1,5-2,5%.

Perundingan dagang AS-China sebenarnya menunjukkan tanda-tanda kemajuan yang positif, tetapi pasar belum mau bereaksi berlebihan. Apalagi ada potensi hubungan kedua negara kembali memanas akibat masalah Hong Kong.

Selasa kemarin, Presiden AS Donald Trump menyatakan Washington berada di "pembahasan terakhir" kesepakatan dengan China yang akan menghentikan perang dagang yang sudah berlangsung selama 16 bulan.



Di sisi lain, Trump juga menyatakan dukungannya terhadap demonstran di Hong Kong, satu sikap yang bisa membuat hubungan AS-China merenggang. Pemerintah Beijing sebelumnya sudah berulang kali mengingatkan Washington agar tidak mencampuri urusan Hong Kong yang merupakan bagian dari China.

Bagaimanapun juga, selama kesepakatan kedua negara belum diteken, pelaku pasar masih akan menunggu dan pergerakan pasar mata uang belum akan signifikan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 



(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular