
Internasional
Setelah Turki, Meksiko & Hong Kong, Resesi 'Hantui' Afsel?
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
27 November 2019 12:41

Jakarta, CNBC Indonesia- Pelemahan ekonomi negara-negara di dunia terus terjadi. Kali ini, perlambatan ekonomi menghantui Afrika Selatan (Afsel).
Meski belum masuk resesi seperti Meksiko, Turki dan Hong Kong, Afsel diwanti-wanti Dana Moneter Internasional (IMF) dan S&P Global Ratings. Keduanya meminta reformasi ekonomi yang mendesak di negara itu.
Menurut IMF, pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) per kapita dan lapangan kerja yang rendah, bakal memperburuk kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pengangguran. "Potensi ekonomi Afrika Selatan tidak bisa dihindari ... perekonomian menghadapi tiga rintangan," tulis CNBC International mengutip pejabat IMF Ana Lucia Coronel.
Tantangan ekonomi pertama adalah pertumbuhan ekonomi rendah yang berlangsung dalam kurun waktu cukup lama.
Kali terakhir Afsel mencapai pertumbuhan ekonomi 2% adalah pada kuartal I-2015. Selepas itu, pertumbuhan ekonomi Negeri Nelson Mandela selalu di bawah 2% bahkan di bawah 1% dalam dua kuartal terakhir.
Faktor kedua adalah beban fiskal yang tinggi. Penerimaan negara lemah, sementara belanja naik terus. Akibatnya, defisit anggaran pun membengkak.
Faktor ketiga adalah inefisiensi perusahaan milik negara. Inefisiensi tersebut menyebabkan biaya logistik dan tarif listrik menjadi mahal.
Sebelumnya, S&P Global Ratings juga menurunkan prospek Afsel dari stabil menjadi negatif. Karena meningkatnya beban utang, defisit fiskal yang direvisi naik dan pertumbuhan PDB yang rendah.
"Kecuali jika pemerintah mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan defisit fiskal dan melihat momentum reformasi berkelanjutan, kami memandang utang tidak mungkin stabil dalam periode tiga tahun," kata laporan S&P.
S&P memperkirakan pertumbuhan PDB sebesar 0,6% di 2019. Prediksi ini turun dari ekspektasi di Mei sebesat 1%.
Selama 2019, Meksiko, Turki dan Hong Kong sudah jatuh dalam resesi. Meksiko resmi memasuki resesi setelah pada kuartal III-2019 membukukan kontraksi ekonomi (pertumbuhan negatif) 0,3%. Pada kuartal sebelumnya, ekonomi Negeri Telenovela ini terkontraksi 0,8%.
Meksiko menjadi negara anggota G20 kedua setelah Turki yang masuk ke jurang resesi. Perkembangan di Meksiko bisa menjadi sentimen negatif bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
(sef/sef) Next Article Jerman Sudah Resesi?
Meski belum masuk resesi seperti Meksiko, Turki dan Hong Kong, Afsel diwanti-wanti Dana Moneter Internasional (IMF) dan S&P Global Ratings. Keduanya meminta reformasi ekonomi yang mendesak di negara itu.
Menurut IMF, pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) per kapita dan lapangan kerja yang rendah, bakal memperburuk kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pengangguran. "Potensi ekonomi Afrika Selatan tidak bisa dihindari ... perekonomian menghadapi tiga rintangan," tulis CNBC International mengutip pejabat IMF Ana Lucia Coronel.
Kali terakhir Afsel mencapai pertumbuhan ekonomi 2% adalah pada kuartal I-2015. Selepas itu, pertumbuhan ekonomi Negeri Nelson Mandela selalu di bawah 2% bahkan di bawah 1% dalam dua kuartal terakhir.
Faktor kedua adalah beban fiskal yang tinggi. Penerimaan negara lemah, sementara belanja naik terus. Akibatnya, defisit anggaran pun membengkak.
Faktor ketiga adalah inefisiensi perusahaan milik negara. Inefisiensi tersebut menyebabkan biaya logistik dan tarif listrik menjadi mahal.
Sebelumnya, S&P Global Ratings juga menurunkan prospek Afsel dari stabil menjadi negatif. Karena meningkatnya beban utang, defisit fiskal yang direvisi naik dan pertumbuhan PDB yang rendah.
"Kecuali jika pemerintah mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan defisit fiskal dan melihat momentum reformasi berkelanjutan, kami memandang utang tidak mungkin stabil dalam periode tiga tahun," kata laporan S&P.
S&P memperkirakan pertumbuhan PDB sebesar 0,6% di 2019. Prediksi ini turun dari ekspektasi di Mei sebesat 1%.
Selama 2019, Meksiko, Turki dan Hong Kong sudah jatuh dalam resesi. Meksiko resmi memasuki resesi setelah pada kuartal III-2019 membukukan kontraksi ekonomi (pertumbuhan negatif) 0,3%. Pada kuartal sebelumnya, ekonomi Negeri Telenovela ini terkontraksi 0,8%.
Meksiko menjadi negara anggota G20 kedua setelah Turki yang masuk ke jurang resesi. Perkembangan di Meksiko bisa menjadi sentimen negatif bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
(sef/sef) Next Article Jerman Sudah Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular