
Analisis
Sudah Tiga Hari, Rupiah Bergerak Tipis-Tipis Saja
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 November 2019 12:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (27/11/19), melanjutkan pelemahan Selasa kemarin. Meski demikian, sejak awal pekan Mata Uang Garuda bergerak tipis-tipis saja, di situ-situ saja.
Rupiah membuka perdagangan hari ini dengan stagnan di level Rp 14.080/US$, setelahnya rupiah melemah 0,07% ke level Rp 14.090/U$ dan bertahan di titik tersebut hingga tengah hari. Dalam tiga hari terakhir, rupiah hanya bergerak di rentang Rp 14.070-14.090/US$.
Pelaku pasar masih melakukan aksi wait and see terkait kesepakatan dagang AS dengan China. Kabar bagus terus berdatangan belakangan ini, tetapi pelaku pasar masih menunggu kepastian kapan kesepakatan tersebut akan diteken.
Selasa kemarin CNBC International mewartakan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, pagi ini berbicara dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
"Kedua belah pihak membahas penyelesaian masalah-masalah inti yang menjadi perhatian bersama, mencapai konsensus bagaimana masalah tersebut diselesaikan dan setuju untuk terus berdiskusi mengenai isu-isu untuk kesepakatan fase satu" tulis rilis Kementerian Perdagangan China, sebagaimana dilansir CNBC International.
Setelah kabar tersebut berhembus, Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan Washington berada di "pembahasan terakhir" kesepakatan dengan China yang akan menghentikan perang dagang yang sudah berlangsung selama 16 bulan.
Meski demikian, Trump juga menyatakan dukungannya terhadap demonstran di Hong Kong, satu sikap yang bisa membuat hubungan AS-China merenggang. Pemerintah Beijing sebelumnya sudah berulang kali mengingatkan Washington agar tidak mencampuri urusan Hong Kong yang merupakan bagian dari China.
Belum jelasnya kapan kesepakatan dagang kedua negara membuat rupiah tidak banyak bergerak. Satu hal yang pasti, sampai saat ini Presiden Trump masih belum membatalkan rencana kenaikan bea masuk importasi dari China pada 15 Desember mendatang. Jika sampai tanggal tersebut kedua negara belum meneken kesepakatan, perang dagang berisiko kembali memanas.
Pergerakan tipis-tipis dalam tiga hari terakhir menjadikan rupiah tidak mengalami banyak perubahan dilihat dari sisi teknikal. Pada grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di kisaran rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan di MA20/rerata 20 hari (garis merah).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) mulai bergerak naik dan masuk ke wilayah positif, histogramnya sudah masuk ke wilayah positif. Indikator-indikator grafik harian ini mengindikasikan rupiah berada dalam fase konsolidasi.
Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di kisaran MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru), dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator stochastic bergerak naik dan berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Rupiah kini bergerak di kisaran Rp 14.090/US$, jika konsisten di atas level tersebut rupiah berisiko melemah ke Rp 14.110/US$. Sementara melihat indikator Stochastic yang overbought, selama jika kembali tertahan di bawah Rp 14.090/US$, rupiah berpotensi memangkas pelemahan bahkan menguat menuju level Rp 14.070/US$.
Rentang pergerakan potensial rupiah di Rp 14.070 - 14.0110/US$ pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Rupiah membuka perdagangan hari ini dengan stagnan di level Rp 14.080/US$, setelahnya rupiah melemah 0,07% ke level Rp 14.090/U$ dan bertahan di titik tersebut hingga tengah hari. Dalam tiga hari terakhir, rupiah hanya bergerak di rentang Rp 14.070-14.090/US$.
Pelaku pasar masih melakukan aksi wait and see terkait kesepakatan dagang AS dengan China. Kabar bagus terus berdatangan belakangan ini, tetapi pelaku pasar masih menunggu kepastian kapan kesepakatan tersebut akan diteken.
Selasa kemarin CNBC International mewartakan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, pagi ini berbicara dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
"Kedua belah pihak membahas penyelesaian masalah-masalah inti yang menjadi perhatian bersama, mencapai konsensus bagaimana masalah tersebut diselesaikan dan setuju untuk terus berdiskusi mengenai isu-isu untuk kesepakatan fase satu" tulis rilis Kementerian Perdagangan China, sebagaimana dilansir CNBC International.
Setelah kabar tersebut berhembus, Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan Washington berada di "pembahasan terakhir" kesepakatan dengan China yang akan menghentikan perang dagang yang sudah berlangsung selama 16 bulan.
Meski demikian, Trump juga menyatakan dukungannya terhadap demonstran di Hong Kong, satu sikap yang bisa membuat hubungan AS-China merenggang. Pemerintah Beijing sebelumnya sudah berulang kali mengingatkan Washington agar tidak mencampuri urusan Hong Kong yang merupakan bagian dari China.
Belum jelasnya kapan kesepakatan dagang kedua negara membuat rupiah tidak banyak bergerak. Satu hal yang pasti, sampai saat ini Presiden Trump masih belum membatalkan rencana kenaikan bea masuk importasi dari China pada 15 Desember mendatang. Jika sampai tanggal tersebut kedua negara belum meneken kesepakatan, perang dagang berisiko kembali memanas.
![]() Sumber: investing.com |
Pergerakan tipis-tipis dalam tiga hari terakhir menjadikan rupiah tidak mengalami banyak perubahan dilihat dari sisi teknikal. Pada grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di kisaran rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan di MA20/rerata 20 hari (garis merah).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) mulai bergerak naik dan masuk ke wilayah positif, histogramnya sudah masuk ke wilayah positif. Indikator-indikator grafik harian ini mengindikasikan rupiah berada dalam fase konsolidasi.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di kisaran MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru), dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator stochastic bergerak naik dan berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Rupiah kini bergerak di kisaran Rp 14.090/US$, jika konsisten di atas level tersebut rupiah berisiko melemah ke Rp 14.110/US$. Sementara melihat indikator Stochastic yang overbought, selama jika kembali tertahan di bawah Rp 14.090/US$, rupiah berpotensi memangkas pelemahan bahkan menguat menuju level Rp 14.070/US$.
Rentang pergerakan potensial rupiah di Rp 14.070 - 14.0110/US$ pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular