
Awas! Harga Batu Bara Masih Bisa Turun Lagi
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
27 November 2019 10:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas batu bara ditutup melemah tipis kembali melanjutkan tren koreksinya pekan ini. Koreksi harga batu bara mengakhiri periode technical rebound yang terjadi pekan kemarin
Harga batu bara kontrak futures ICE Newcastle ditutup di US$ 69,25/ton atau turun 0,29% pada perdagangan kemarin, Selasa (26/11/2019).
Harga batu bara mengawali technical rebound sejak 12 November. Hingga tanggal 21 November pekan lalu, harga batu bara telah mencatatkan kenaikan lebih dari 7% secara point to point.
Harga batu bara memang belum mendapatkan katalis positif sampai saat ini. Kabar terbaru menyebutkan penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik diperkirakan turun tahun ini.
Penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik secara global diperkirakan turun 3% atau setara dengan daya 3 terawatt hours (TWh) seperti yang ditulis dalam jurnal online Carbon Brief, mengutip Reuters.
Penurunan ini merupakan penurunan yang paling besar yang diakibatkan oleh penurunan output listrik menggunakan bahan bakar batu bara di kawasan Eropa dan Asia.
Laporan tersebut juga menuliskan pengunaan batu bara sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik di India juga turun untuk pertama kali setidaknya setelah tiga dekade terakhir. Namun penggunaan batu bara China untuk pembangkit listrik tetap stabil.
Berdasarkan data Refinitiv, dalam 10 bulan terakhir pengiriman batu bara melalui jalur laut mencapai 1,19 miliar ton. Dengan asumsi dua bulan terakhir jumlahnya akan relatif sama, maka total pengiriman batu bara melalui jalur laut untuk tahun ini mencapai 1,43 miliar ton.
Kabar ini jadi sentimen yang memberatkan pergerakan harga batu bara. Harga batu bara ICE Newcastle masih berpotensi bergerak mendekati titik supportnya di level US$ 66/ton - US$ 67/ton.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Sampai Akhir 2019, Harga Batu Bara Tak Kunjung Beranjak
Harga batu bara kontrak futures ICE Newcastle ditutup di US$ 69,25/ton atau turun 0,29% pada perdagangan kemarin, Selasa (26/11/2019).
Harga batu bara mengawali technical rebound sejak 12 November. Hingga tanggal 21 November pekan lalu, harga batu bara telah mencatatkan kenaikan lebih dari 7% secara point to point.
Harga batu bara memang belum mendapatkan katalis positif sampai saat ini. Kabar terbaru menyebutkan penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik diperkirakan turun tahun ini.
Penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik secara global diperkirakan turun 3% atau setara dengan daya 3 terawatt hours (TWh) seperti yang ditulis dalam jurnal online Carbon Brief, mengutip Reuters.
Penurunan ini merupakan penurunan yang paling besar yang diakibatkan oleh penurunan output listrik menggunakan bahan bakar batu bara di kawasan Eropa dan Asia.
Laporan tersebut juga menuliskan pengunaan batu bara sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik di India juga turun untuk pertama kali setidaknya setelah tiga dekade terakhir. Namun penggunaan batu bara China untuk pembangkit listrik tetap stabil.
Berdasarkan data Refinitiv, dalam 10 bulan terakhir pengiriman batu bara melalui jalur laut mencapai 1,19 miliar ton. Dengan asumsi dua bulan terakhir jumlahnya akan relatif sama, maka total pengiriman batu bara melalui jalur laut untuk tahun ini mencapai 1,43 miliar ton.
Kabar ini jadi sentimen yang memberatkan pergerakan harga batu bara. Harga batu bara ICE Newcastle masih berpotensi bergerak mendekati titik supportnya di level US$ 66/ton - US$ 67/ton.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Sampai Akhir 2019, Harga Batu Bara Tak Kunjung Beranjak
Most Popular