Sudah Anjlok 1% dalam Seminggu, Harga Emas Belum Mau Naik

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 November 2019 09:25
Hubungan AS dan China yang membaik membuat investor agak malas mengoleksi aset aman (safe haven) seperti sang logam mulia.
Ilustrasi Emas Batangan (REUTERS/Edgar Su)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia masih berada dalam tren turun. Hubungan Amerika Serikat (AS) dan China yang membaik membuat investor agak malas mengoleksi aset aman (safe haven) seperti sang logam mulia.

Pada Rabu (27/11/2019) pukul 09:15 WIB, harga emas di pasat spot turun 0,09%. Dalam sepekan terakhir, harga komoditas ini sudah anjlok 1,07% dan selama sebulan ke belakang koreksinya mencapai 2,32%.

 


Akhir-akhir ini hubungan Washington-Beijing memang membaik, dan kedua negara di ambang mencapai kesepakatan damai dagang Fase I. Jika diteken, maka akan menjadi awal untuk mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung selama lebih dari setahun terakhir.

Perkembangan terbaru, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan, Washington dan Beijing sudah dekat untuk mencapai perjanjian dagang. Trump sesumbar bahwa kesepakatan ini akan sangat signifikan.

"Kami sedang dalam putaran terakhir dalam pembahasan kesepakatan yang sangat penting. Bahkan saya rasa ini akan menjadi salah satu kesepakatan dagang terbesar dalam sejarah. Semua berjalan baik, tetapi pada saat yang sama kami ingin ada perbaikan di Hong Kong," kata Trump kepada para jurnalis di Gedung Putih, seperti diwartakan Reuters.


Harga emas juga turun akibat mata uang dolar AS yang terus menguat. Pada pukul 09:11 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,06%.

Dalam sepekan terakhir, indeks ini naik 0,39%. Sedangkan selama sebulan ke belakang, Dollar Index terangkat 0,56%.

Penguatan dolar AS hadir karena pelaku pasar meyakini siklus penurunan suku bunga acuan sudah berakhir, setidaknya dalam waktu dekat. Sejak awal tahun, Federal Funds Rate sudah turun tiga kali.

Pelaku pasar memperkirakan tidak ada lagi penurunan suku bunga acuan sampai akhir tahun. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas Federal Funds Rate bertahan di 1,5-1,75% pada rapat 11 Desember adalah 94,8%. Naik dibandingkan kemarin yang sebesar 91,1%.

Tanpa penurunan suku bunga acuan, berinvestasi di dolar AS tidak terlalu rugi. Ini membuat permintaan terhadap mata uang Negeri Paman Sam naik dan nilainya menguat.

Pergerakan emas berbanding terbalik dengan dolar AS, kala dolar AS menguat emas akan melemah. Sebab, emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Kala mata uang ini menguat, emas akan terasa mahal bagi investor yang memegang mata uang lain sehingga permintaannya turun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Harga Emas Tertatih untuk Bangkit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular