Kemarin Menguat Tipis, Hari Ini Rupiah Balik Melemah Tipis

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 November 2019 17:22
Kemarin Menguat Tipis, Hari Ini Rupiah Balik Melemah Tipis
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa ini (26/11/19), berbanding terbalik dengan kinerja awal pekan kemarin. Tapi dalam 2 hari terakhir pergerakannya mirip, dalam rentang sempit.

Rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,07% di level Rp 14.080/US$, setelahnya sempat memangkas pelemahan dan stagnan di level Rp 14.070/US$. Tetapi selepas itu rupiah malah tambah loyo dan melemah 0,11% pada tengah hari.




Pelemahan rupiah sempat membesar menjadi 0,14% satu jam sebelum perdagangan berakhir. Namun Mata Uang Garuda berhasil menipiskan pelemahan dan mengakhiri perdagangan di level Rp 14.080/US$ atau melemah 0,07% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Rentang pergerakan rupiah sejak Senin kemarin berada di kisaran Rp 14.070-14.090/US$.

Mayoritas mata uang utama Asia melemah pada perdagangan hari ini. Hingga pukul 16:30 WIB, won Korea Selatan menjadi mata uang dengan kinerja terburuk setelah melemah 0,24%. Sementara rupee India menjadi mata uang terbaik dengan menguat 0,2%.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Benua Kuning hari ini.

 
Membaiknya sentimen pelaku pasar yang tercermin dari penguatan bursa saham sebenarnya memberikan dampak yang positif ke rupiah. Apalagi kabar terbaru mengenai perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China juga terkesan positif. 

Kabar yang dirilis pagi tadi menunjukkan China kembali berbicara dengan AS melalui saluran telepon. CNBC International mewartakan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, pagi ini berbicara dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin. 

"Kedua belah pihak membahas penyelesaian masalah-masalah inti yang menjadi perhatian bersama, mencapai konsensus bagaimana masalah tersebut diselesaikan dan setuju untuk terus berdiskusi mengenai isu-isu untuk kesepakatan fase satu" tulis rilis Kementerian Perdagangan China, sebagaimana dilansir CNBC International



Tetapi sayangnya dolar AS lebih perkasa pada hari ini. Dolar AS mendapat tenaga setelah rilis data ekonomi Paman Sam yang membaik pada pekan lalu. 

Pada Kamis pekan lalu, indeks aktivitas manufaktur wilayah Philadelphia dilaporkan naik menjadi 10,4 pada November, jauh lebih tinggi dari Oktober yaitu 5,6. Sehari setelahnya, Markit melaporkan indeks aktivitas manufaktur AS naik menjadi 52,2 di bulan ini, tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

Rilis data-data tersebut juga konsisten dengan isi notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang menunjukkan The Fed kini lebih optimis menatap perekonomian AS dibandingkan beberapa pekan lalu.

Rilis notula tersebut juga kembali ditegaskan oleh ketua The Fed, Jerome Powell, yang berpidato pagi tadi. 



"Dampak dari ekspansi ekonomi sekarang sudah dirasakan oleh masyarakat. Masih banyak yang akan dirasakan ke depan. Walau ekspansi ekonomi yang terjadi lebih lambat dari perkiraan kami sebelumnya," kata Powell, seperti diberitakan Reuters.

Powell memperkirakan ekspansi ekonomi AS masih akan berlanjut. "Saya melihat gelas setengah kosong ketimbang setengah penuh. Dengan kebijakan yang tepat, kita bisa mengisinya dan membuat lebih banyak masyarakat menikmati keuntungan," lanjutnya.

Akibatnya, dolar AS kembali mendapat tenaga untuk menguat yang membuat rupiah melemah tipis. 

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular