AS-China Adem, Dolar Australia Nyaman Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 November 2019 12:20
Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang adem memberikan dampak positif ke dolar Australia.
Ilustrasi Dolar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (25/11/19) setelah mencatat penurunan mingguan pada pekan lalu.

Pada pukul 11:40 WIB, AU$ 1 setara dengan Rp 9.570,76. Dolar Australia menguat 0,17% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank pada pukul 11:50 WIB.

BankKurs BeliKurs Jual
Bank BNI9.536,009.609,00
Bank BRI9.483,929.662,07
Bank Mandiri9.555,009.595,00
Bank BTN9.478,009.682,00
Bank BCA9.557,799.587,79
CIMB Niaga9.572,009.576,00

Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang adem memberikan dampak positif ke dolar Australia. Harapan akan kesepakatan dagang AS-China segera ditandatangani menguat sejak akhir pekan lalu setelah CNBC International mewartakan Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan dagang dengan China "berpotensi sangat dekat".


"Pada dasarnya kita memiliki peluang yang sangat bagus untuk mencapai kesepakatan" kata Trump dalam acara Fox and Friends, sebagaimana dilansir CNBC International.

Ketika kedua negara akhirnya menghentikan perang dagang, pertumbuhan ekonomi kedua negara dan global diharapkan akan kembali bangkit.



China merupakan mitra dagang utama Australia. Pelambatan ekonomi yang terjadi di negeri Tiongkok akibat perang dagang turut menyeret turun pertumbuhan ekonomi Negeri Kanguru. Sehingga kabar-kabar baik dari perkembangan perundingan dagang kedua negara selalu direspon positif.

Kondisi ekonomi Australia melambat cukup signifikan di tahun ini. Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia) bahkan harus menurunkan suku bunga tiga kali, masing-masing 25 basis poin (bps) hingga ke level terendah sepanjang sejarah 0,75%. Tujuannya tentu saja untuk memberikan rangsangan bagi perekonomian agar bisa bangkit.


Di bulan November lalu, RBA juga mempertimbangkan lagi untuk memangkas suku bunga, namun pada akhirnya RBA tetap mempertahankan suku bunganya di level 0,75%.

Akibat pelambatan ekonomi serta pemangkasan suku bunga tersebut, sepanjang tahun ini kurs dolar Australia melemah melawan rupiah. Sejak awal tahun atau secara year-to-date hingga pekan lalu, dolar Australia sudah melemah 5,6% melawan rupiah. Di bulan ini saja, mata uang Kanguru melemah 1,2% melawan mata uang Garuda.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular