
BI Pangkas GWM, Saham Bank kok Tetap Merah?
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
22 November 2019 11:57

Lebih lanjut, tingginya rasio LDR disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang tidak disertai dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang memadai. Hal ini juga disampaikan Perry dalam pidatonya.
"Sejumlah kelompok bank buku III dan II serta I memang mengalami kekurangan dana karena persaingan DPK yang tumbuh 8%. Dalam persaingan ini sejumlah kelompok bank kurang bisa menarik porsi DPK," kata dia.
Merujuk pada Statistik Perbankan Indonesia bulan Agustus, nominal jumlah DPK bank BUKU I dan BUKU III di bulan Agustus memang lebih rendah dari posisi pada akhir Desember 2018. Total DPK Bank Buku I pada Agustus tercatat sebesar Rp 49,23 triliun dari Rp 50,81 triliun di Desember 2018. Sedangkan DPK bank BUKU III pada Agustus sebesar Rp 1.698 triliun dari Rp 1.769 pada akhir tahun lalu.
Kemudian, berdasarkan survei perbankan BI triwulan III-2019, terlihat bahwa sejak kuartal II-2019 saldo bersih tertimbang (SBT) pertumbuhan DPK menunjukkan tren penurunan. BI bahkan memperkirakan DPK hanya tumbuh 73,3% di kuartal terakhir tahun ini dari sebelumnya 87,1% di kuartal III-2019.
Jika nantinya DPK turun lebih dalam, maka tidak menutup kemungkinan kebijakan BI untuk memangkas GWM belum dapat memberikan dampak signifikan pada perputaran roda ekonomi Ibu Pertiwi.
Pasalnya, jika DPK terus menyusut maka industri perbankan tidak akan memiliki dana pembiayaan (cost of fund) yang cukup untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat dan dunia usaha.
Oleh karena itu, pelaku pasar sepertinya memilih untuk mencermati kinerja perbankan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk kembali mengkoleksi saham-saham bank domestik.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)
"Sejumlah kelompok bank buku III dan II serta I memang mengalami kekurangan dana karena persaingan DPK yang tumbuh 8%. Dalam persaingan ini sejumlah kelompok bank kurang bisa menarik porsi DPK," kata dia.
Merujuk pada Statistik Perbankan Indonesia bulan Agustus, nominal jumlah DPK bank BUKU I dan BUKU III di bulan Agustus memang lebih rendah dari posisi pada akhir Desember 2018. Total DPK Bank Buku I pada Agustus tercatat sebesar Rp 49,23 triliun dari Rp 50,81 triliun di Desember 2018. Sedangkan DPK bank BUKU III pada Agustus sebesar Rp 1.698 triliun dari Rp 1.769 pada akhir tahun lalu.
![]() |
Jika nantinya DPK turun lebih dalam, maka tidak menutup kemungkinan kebijakan BI untuk memangkas GWM belum dapat memberikan dampak signifikan pada perputaran roda ekonomi Ibu Pertiwi.
Pasalnya, jika DPK terus menyusut maka industri perbankan tidak akan memiliki dana pembiayaan (cost of fund) yang cukup untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat dan dunia usaha.
Oleh karena itu, pelaku pasar sepertinya memilih untuk mencermati kinerja perbankan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk kembali mengkoleksi saham-saham bank domestik.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)
Pages
Most Popular