China Bantah Rumor soal AS, Wall Street Diprediksi Stagnan

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
21 November 2019 17:40
Kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 cenderung konstan dengan turun 13,09 poin dan 2,11 poin.
Foto: Ekspresi Trader di lantai bursa amerika di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak futures indeks bursa saham acuan Wall Street diimplikasikan melemah terbatas pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (21/11/2019) seiring dengan pelaku pasar yang mengambil sikap waspada atas informasi terkait perkembangan hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Pada pukul 17:17 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 cenderung konstan dengan turun tipis 13,09 poin dan 2,11 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq melemah 12,5 poin. Kontrak futures indeks biasanya menjadi cerminan pembukaan bursa Wall Street AS.

Sentimen yang meliputi pasar keuangan global saat ini adalah kabar bahwa penandatanganan perjanjian damai dagang AS-China tahap pertama berpotensi ditunda hingga tahun depan.


Hal ini dikarenakan China mendesak untuk mendapatkan penghapusan bea masuk yang lebih agresif, sedangkan AS memiliki tuntutannya sendiri yang juga sulit dipenuhi Negeri Tiongkok, dilansir dari Reuters.

Pemberitaan dari Reuters tersebut mengutip pakar-pakar di bidang perdagangan dan orang-orang yang dekat dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Akan tetapi, muncul informasi terbaru dari Negeri Tirai Bambu, di mana Juru Bicara Kementerian China, Gao Feng, menyampaikan pihaknya bersedia bekerja sama dengan AS agar dapat memenuhi kepentingan kedua belah pihak atas dasar kesetaraan dan saling menghormati. Beijing juga akan berupaya keras untuk mencapai kesepakatan fase satu.

"Ini sejalan dengan kepentingan China dan AS, serta dunia," ucap Gao.


Saat dikonfirmasi soal permintaan China untuk penghapusan tarif dan permintaan Washington atas pembelian produk pertanian, Gao tidak memberi informasi lebih lanjut. Dia hanya menekankan bahwa kedua negara akan melanjutkan komunikasi dan "rumor yang beredar tidak akurat."

Lebih lanjut, pejabat China merekomendasikan bahwa Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk menekan kesepakatan pada awal Desember.

Rekomendasi tersebut tampaknya diambil karena mempertimbangkan bahwa pada tanggal 15 Desember, AS dijadwalkan akan mengenakan tarif atas produk impor asal China senilai US$ 156 miliar, di antaranya produk elektronik dan dekorasi Natal.

Merujuk pada laporan Bloomberg, Wakil Perdana Menteri China, Liu He, mengatakan dirinya "optimis namun hati-hati" terkait kesepakatan fase I. Liu menyampaikan dirinya cukup bingung terkait permintaan AS, tetapi yakin bahwa kesepakatan tetap dapat dicapai.

Pada hari ini investor akan mencermati data pembacaan awal klaim pengangguran AS bulan November pada pukul 20:30 WIB. Selain itu juga ada rilis penjualan rumah periode Oktober pada pukul 22:00 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/tas) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular