
Cuma Diberi Nafas Sehari, Rupiah Digebuk Dolar Singapura Lagi
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 November 2019 11:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis (21/11/19) setelah melemah pada perdagangan Rabu kemarin. Rupiah cuma diberi "bernafas" pada Rabu kemarin, sebelumnya dalam lima hari berturut-turut terus dibuat melemah, kembali berlanjut pada hari ini. Mata uang Negeri Merlion ini kokoh di level terkuat satu bulan.
Pada pukul 11:03 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 10.353,68. Belum sampai tengah hari Hari masih pagi, dolar Singapura sudah menguat 0,12% dibandingkan penutupan perdagangan Rabu di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv.
Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli di beberapa bank yang diambil dari situs resminya pada pukul 11:08 WIB.
Kabar terbaru dari perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China membuat sentimen pelaku pasar memburuk, yang berdampak pada pergerakan dolar Singapura melawan rupiah.
Reuters melaporkan penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China dapat mundur hingga tahun 2020 lantaran China berusaha untuk mendapatkan penghapusan bea masuk yang lebih agresif dari AS.
Di sisi lain, dari pihak China menyatakan banyak orang menyakini kesepakatan dalam waktu dekat, tetapi Pemerintah Beijing juga sudah siap dengan skenario perang dagang berkepanjangan.
Meski demikian, dolar Singapura sedang mendapat sentimen positif, data final produk domestik bruto (PDB) dilaporkan tumbuh 0,5% year-on-year (YoY) di kuartal III-2019, sesuai dengan konsensus di Trading Economics, serta lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 0,2% YoY.
Di sisi lain, rupiah sedang menanti pengumuman suku bunga dari Bank Indonesia (BI) siang ini. Setelah memangkas suku bunga empat bulan beruntun, masing-masing 25 basis poin (bps) ke level 5%, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan BI kali ini BI akan mempertahankan suku bunganya. Konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg dan Reuters juga memprediksi BI akan mempertahankan suku bunga 5%.
Namun tidak menutup kemungkinan BI akan memberikan kejutan dengan kembali memangkas suku bunga. Selain pengumuman suku bunga, pelaku pasar juga menantikan kisi-kisi seputar pembacaan BI terhadap prospek perekonomian Tanah Air. Apakah BI akan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 dan 2020? Apakah posisi (stance) kebijakan moneter masih akan akomodatif?
Dampaknya pelaku pasar melakukan aksi wait and see, dan rupiah mundur terlebih dahulu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Pada pukul 11:03 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 10.353,68. Belum sampai tengah hari Hari masih pagi, dolar Singapura sudah menguat 0,12% dibandingkan penutupan perdagangan Rabu di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
BTN | 10.199,00 | 10.513,00 |
BCA | 10.345,37 | 10.365,75 |
Mandiri | 10.320,00 | 10.380,00 |
BRI | 10.273,18 | 10.423,66 |
CIMB Niaga | 10.115,88 | 10.629,79 |
Kabar terbaru dari perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China membuat sentimen pelaku pasar memburuk, yang berdampak pada pergerakan dolar Singapura melawan rupiah.
Reuters melaporkan penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China dapat mundur hingga tahun 2020 lantaran China berusaha untuk mendapatkan penghapusan bea masuk yang lebih agresif dari AS.
Di sisi lain, dari pihak China menyatakan banyak orang menyakini kesepakatan dalam waktu dekat, tetapi Pemerintah Beijing juga sudah siap dengan skenario perang dagang berkepanjangan.
Meski demikian, dolar Singapura sedang mendapat sentimen positif, data final produk domestik bruto (PDB) dilaporkan tumbuh 0,5% year-on-year (YoY) di kuartal III-2019, sesuai dengan konsensus di Trading Economics, serta lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 0,2% YoY.
Di sisi lain, rupiah sedang menanti pengumuman suku bunga dari Bank Indonesia (BI) siang ini. Setelah memangkas suku bunga empat bulan beruntun, masing-masing 25 basis poin (bps) ke level 5%, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan BI kali ini BI akan mempertahankan suku bunganya. Konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg dan Reuters juga memprediksi BI akan mempertahankan suku bunga 5%.
Namun tidak menutup kemungkinan BI akan memberikan kejutan dengan kembali memangkas suku bunga. Selain pengumuman suku bunga, pelaku pasar juga menantikan kisi-kisi seputar pembacaan BI terhadap prospek perekonomian Tanah Air. Apakah BI akan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 dan 2020? Apakah posisi (stance) kebijakan moneter masih akan akomodatif?
Dampaknya pelaku pasar melakukan aksi wait and see, dan rupiah mundur terlebih dahulu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular