
Harga Batu Bara Masih Naik, Kuat Sampai Kapan?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
21 November 2019 10:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali ditutup naik pada perdagangan kemarin, Rabu (20/11/2019). Penguatan harga batu bara mengindikasikan adanya technical rebound dan belum dibarengi dengan perbaikan dari sisi fundamentalnya sehingga berpotensi kembali terkoreksi.
Harga batu bara kontrak ICE Newcastle ditutup di US$ 71,05/ton pada perdagangan kemarin atau naik 1% dibanding periode perdagangan sebelumnya.
Pekan lalu tepatnya pada 13 November 2019, Beijing mengumumkan untuk kembali mengetatkan kebijakan impor batu baranya. Beijing mengatakan secara lisan mengumumkan kepada semua otoritas pabean untuk menghentikan impor batu bara karena melebihi jumlah yang ditargetkan.
Beberapa pelabuhan di China telah mengimplementasikan kebijakan tersebut. Pelabuhan di provinsi Jiangsu Cina timur - termasuk Jiangyin, Zhenjiang dan Zhangjiagang - telah menghentikan berlabuhnya kapal-kapal dengan muatan batu bara, kata para pelaku pasar, melansir Argusmedia.
Impor batu bara China pada periode Januari-Oktober mencapai 276,24 juta ton naik 9,6% dibanding tahun lalu. Jika dibanding dengan total impor batu bara China tahun 2018 yang mencapai 281,23 juta ton, impor 10 bulan tahun 2019 hanya terpaut 4,99 juta ton.
Impor batu bara di negara-negara lain juga mengalami penurunan. Impor batu bara termal Jepang dan Korea Selatan sejak 1-19 November turun masing-masing menjadi 6,5 juta ton dan 4,9 juta ton dari sebelumnya 9,8 juta ton dan 6,5 juta ton pada November tahun lalu.
Impor batu bara India pada periode yang sama juga mengalami penurunan. Mengutip data Refinitiv, impor batu bara India mencapai 7,7 juta ton dari periode yang sama November tahun lalu sebesar 11,4 juta ton. Stok batu bara di seluruh pembangkit listrik di India naik menjadi 22,7 juta ton.
Harga batu bara kontrak futures ICE Newcastle berpotensi menguji titik resistensi terdekatnya di level US$ 71,75/ton - US$ 72,7/ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Sampai Akhir 2019, Harga Batu Bara Tak Kunjung Beranjak
Harga batu bara kontrak ICE Newcastle ditutup di US$ 71,05/ton pada perdagangan kemarin atau naik 1% dibanding periode perdagangan sebelumnya.
Beberapa pelabuhan di China telah mengimplementasikan kebijakan tersebut. Pelabuhan di provinsi Jiangsu Cina timur - termasuk Jiangyin, Zhenjiang dan Zhangjiagang - telah menghentikan berlabuhnya kapal-kapal dengan muatan batu bara, kata para pelaku pasar, melansir Argusmedia.
Impor batu bara China pada periode Januari-Oktober mencapai 276,24 juta ton naik 9,6% dibanding tahun lalu. Jika dibanding dengan total impor batu bara China tahun 2018 yang mencapai 281,23 juta ton, impor 10 bulan tahun 2019 hanya terpaut 4,99 juta ton.
Impor batu bara di negara-negara lain juga mengalami penurunan. Impor batu bara termal Jepang dan Korea Selatan sejak 1-19 November turun masing-masing menjadi 6,5 juta ton dan 4,9 juta ton dari sebelumnya 9,8 juta ton dan 6,5 juta ton pada November tahun lalu.
Impor batu bara India pada periode yang sama juga mengalami penurunan. Mengutip data Refinitiv, impor batu bara India mencapai 7,7 juta ton dari periode yang sama November tahun lalu sebesar 11,4 juta ton. Stok batu bara di seluruh pembangkit listrik di India naik menjadi 22,7 juta ton.
Harga batu bara kontrak futures ICE Newcastle berpotensi menguji titik resistensi terdekatnya di level US$ 71,75/ton - US$ 72,7/ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Sampai Akhir 2019, Harga Batu Bara Tak Kunjung Beranjak
Most Popular