
Kompak Lho! Rupiah Melemah di Kurs Tengah BI dan Pasar Spot
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 November 2019 10:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari ini Rabu (20/11/19). Sementara di pasar spot, rupiah sempat menguat begitu perdagangan dibuka, tetapi setelahnya justru masuk ke zona merah.
Kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.097/US$ hari ini, melemah tipis 0,04% dibandingkan Selasa kemarin. Sejak awal pekan ini Mata Uang Garuda selalu KO di kurs tengah BI.
Di pasar spot hari ini, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,04% ke Rp 14.080/US$. Tetapi tidak lama berbalik masuk ke zona merah, bahkan mendekati level Rp 14.100/US$.
Perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang terlihat memanas sejak awal pekan ini memberikan tekanan bagi rupiah. China dikabarkan pesimistis bisa mencapai kesepakatan dagang setelah Presiden AS Donald Trump menolak untuk menghapus bea masuk yang diminta oleh Pemerintah Beijing.
Di sisi lain, kabar terbaru menyebutkan Trump akan menaikkan lagi bea masuk seandainya kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang.
"Jika kita tidak membuat kesepakatan dengan China, saya akan menaikkan bea masuk, bahkan lebih tinggi lagi" kata Trump dalam rapat kabinet, sebagaimana dilansir CNBC International.
Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk produk dari China senilai US$ 500 miliar, dan China membalas dengan menaikkan bea masuk terhadap produk made in USA senilai US$ 110 miliar.
Jika kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan dagang, Trump berencana akan menaikkan bea masuk lagi pada tanggal 15 Desember nanti.
Memanasnya hubungan kedua negara membuat sentimen terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar memburuk yang memberikan tekanan bagi rupiah.
Rupiah tidak melemah sendirian pagi ini, beberapa mata uang utama Asia juga berada di zona merah, tetapi banyak juga masih masih mampu menguat.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia pagi ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.097/US$ hari ini, melemah tipis 0,04% dibandingkan Selasa kemarin. Sejak awal pekan ini Mata Uang Garuda selalu KO di kurs tengah BI.
Di pasar spot hari ini, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,04% ke Rp 14.080/US$. Tetapi tidak lama berbalik masuk ke zona merah, bahkan mendekati level Rp 14.100/US$.
Perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang terlihat memanas sejak awal pekan ini memberikan tekanan bagi rupiah. China dikabarkan pesimistis bisa mencapai kesepakatan dagang setelah Presiden AS Donald Trump menolak untuk menghapus bea masuk yang diminta oleh Pemerintah Beijing.
Di sisi lain, kabar terbaru menyebutkan Trump akan menaikkan lagi bea masuk seandainya kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang.
"Jika kita tidak membuat kesepakatan dengan China, saya akan menaikkan bea masuk, bahkan lebih tinggi lagi" kata Trump dalam rapat kabinet, sebagaimana dilansir CNBC International.
Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk produk dari China senilai US$ 500 miliar, dan China membalas dengan menaikkan bea masuk terhadap produk made in USA senilai US$ 110 miliar.
Jika kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan dagang, Trump berencana akan menaikkan bea masuk lagi pada tanggal 15 Desember nanti.
Memanasnya hubungan kedua negara membuat sentimen terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar memburuk yang memberikan tekanan bagi rupiah.
Rupiah tidak melemah sendirian pagi ini, beberapa mata uang utama Asia juga berada di zona merah, tetapi banyak juga masih masih mampu menguat.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia pagi ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular