Produksi Emas, Pendapatan BRMS Diprediksi US$ 12,9 Juta

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
19 November 2019 14:17
Saham PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) diproyeksi bisa terus menanjak, terutama dengan penjualan emas yang diperkirakan mulai berkontribusi pada 2020-2021.
Foto: Emas Palu (BRMS)
Jakarta, CNBC Indonesia- Saham PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS), anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), diproyeksi bisa terus menanjak, terutama dengan penjualan emas dan perak yang diperkirakan mulai berkontribusi pada 2020-2021.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu dalam risetnya mengatakan harga saham BRMS ditargetkan menjadi Rp 130/saham, naik lebih dari 2 kali lipat dibandingkan posisi Rp 54.

Dalam risetnya dia mengatakan pabrik pengolahan bijih emas menjadi dore bullion milik Anak usaha BRMS yakni Citra Palu Minerals di Poboya, Palu Sulawesi Tengah telah mencapai 90%. Dengan begitu, pada Januari 2020 diperkirakan bisa dilakukan trial production. Selain itu, Alokasi capex 2020 sebesar US$ 15 juta yang berasal dari internal cash.


Dengan harga emas yang diperkirakan moderat berada pada level US$ 1.470 per troy ounce (oz).

"Dengan demikian BRMS kami perkirakan dapat membukukan revenue pada 2020-2021 sebesar US$ 8,9-12,9 juta," tulis Dessy dalam risetnya.

Adapun risiko investasi yakni terjadinya kendala dalam proses eksplorasi, tidak tercapai target operasi, dan lambatnya progress test run pabrik.

Dalam masa percobaan, tahun depan pun perusahaan menargetkan produksi sebesar 100.000 ton per tahun, dan akan naik menjadi 180.000 ton per tahun pada 2021-2027.

Setelah itu akan ada tambahan 75.000 ton pada paruh kedua 2022 dari underground mining, 300.000 ton per tahun pada 2023, dan 600.000 ton per tahun dore bullion pada 2024-2030.

Dore Bullion tersebut kemudian akan diproses menjadi batangan emas di smelter milik PT Antam Tbk (ANTM). Saat ini CPM telah memiliki kontrak satu tahun dengan Antam.



Saat ini CPM masih akan berfokus pada supply bijih emas dari dua sumber yaitu Surface Mining dengan total reserves sebesar 1 juta ton serta tambang River Reef dengan reserves sebesar 3,9 juta ton.

"Dengan Underground mining akan dimulai pada pertengahan 2022 dengan target produksi 600.000 ton/tahun pada 2024-2030, maka perkiraan capex perusahaan sebesar US$ 85 juta," tulis Dessy.

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article Gara-Gara Tambang Emas, Saham BRMS Bangkit dari Gocap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular