Gara-Gara Tambang Emas, Saham BRMS Bangkit dari Gocap

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
18 October 2019 12:21
Harga saham anak usaha BRMS sempat naik 6% ke Rp 53 pada perdagangan sesi I, Jumat (18/10/2019).
Foto: PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) bakal memulai uji coba produksi di tambang emasnya Citra Palu, Palu. (Dok. BUMI)
Jakarta, CNBC Indonesia- Harga saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) bangkit dari dari posisi batas bawah Rp 50, didorong oleh isu positif soal tambang emas Poboya di Palu Sulawesi Tengah.

Harga saham anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini sempat naik 6% ke Rp 53 pada perdagangan sesi I, Jumat (18/10/2019), namun kemudian turun ke Rp 51. Pada perdagangan tersebut asing mengoleksi saham dengan nilai beli bersih Rp 131,256 miliar. Adapun total transaksi mencapai Rp 5,48 miliar dengan volume 106,91 juta.

Sebelumnya, tambang raksasa emas kembali ditemukan di Indonesia, yakni tambang emas Poboya yang berada di Palu, Sulawesi Tengah, dan digarap oleh BRMS.


BRMS mengoperasikan lebih dari 85.180 hektare konsesi tambang emas di Sulawesi Tengah dan Selatan.

"Proyek tambang emas tersebut memiliki jumlah cadangan sekitar 3,9 juta ton bijih dan jumlah sumber daya sekitar 7,9 juta ton bijih," ujar CEO dan Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata, dalam keterangan tertulisnya, Senin (07/10/2019).

Untuk diketahui, menurut hitungan BRMS, tiap ton ore yang ditambang berpotensi hasilkan 4,3 gram emas murni.

Menurutnya, pekerjaan konstruksi di tambang tersebut sudah selesai. "Kami harapkan agar fasilitas produksi tersebut dapat segera bekerja. Semoga uji coba produksi dari lokasi tambang Poboya dapat dimulai di kuartal ke-4 tahun 2019 ini."

Proyek tambang emas Poboya di Palu yang dioperasikan oleh BRMS diharapkan dapat memulai uji coba produksinya di kuartal ke-4 tahun 2019 ini. Produksi di tahun pertama diproyeksikan sebesar 100.000 ton bijih. Level produksi tersebut diharapkan dapat naik menjadi 180.000 ton bijih pada tahun kedua.

Jika kegiatan penambangan mulus, produksi emas dari tambang di Palu ini bisa naik sampai 600.000 ton ore dalam beberapa tahun mendatang. Izin konstruksi dan produksi untuk tambang ini berlaku sampai 2050.


Riset Minna Padi Investama Sekuritas menilai tambang ini merupakan peluang emas bagi perseroan dan menjanjikan omset signifikan ke BRMS di masa depan.

"Dengan aset tambang di Palu yang hampir rampung persiapannya, BRMS kini punya kesempatan emas untuk mengkapitalisasi pertambangan di tengah kekhawatiran soal resesi ekonomi global," tulis riset tersebut, Jumat (11/10/2019).


(dob/dob) Next Article Grup Bakrie Tinggal Hitung Hari untuk Menambang Emas di Palu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular