
Tunggu The Fed dan Damai Dagang, Rupiah Pilih Melemah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 November 2019 10:32

Selain itu, pelaku pasar masih berfokus kepada perkembangan hubungan AS-China. Setiap kabar terbaru soal upaya mencapai perjanjian damai dagang Fase I pasti langsung mendapat respons.
Kali ini yang beredar adalah kabar buruk. CNBC International memberitakan, seperti mengutip seorang pejabat pemerintahan China, Beijing agak pesimistis dengan masa depan kesepakatan tersebut. Pasalnya, China tetap keukeuh ingin memasukkan penghapusan bea masuk menjadi salah satu poin perjanjian damai dagang.
"Mood di Beijing soal kesepakatan dagang agak pesimistis, seorang pejabat pemerintah memberitahu kepada saya. China kurang nyaman setelah Trump (Presiden AS Donald Trump) mengatakan tidak ada penghapusan bea masuk. Sekarang strateginya adalah melanjutkan pembicaraan, tetapi (China) terus menunggu perkembangan kemungkinan pelengseran (Trump) dan Pemilu AS 2020. Juga memprioritaskan dukungan terhadap ekonomi domestik," demikian cuit jurnalis CNBC International Eunice Yoon melalui Twitter.
Kabar ini langsung membuat investor kebakaran jenggot. Pada pukul 06:58 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet anjlok masing-masing 1,72% dan 1,78%.
Pasar khawatir kesepakatan damai dagang AS-China bisa batal, yang membuat prospek perdagangan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi global terganggu. Kalau ini terjadi, permintaan energi tentu akan berkurang.
Sepertinya tidak hanya si emas hitam, kecemasan itu bakal melanda ke pasar valas negara-negara berkembang Asia. Dalam situasi penuh ketidakpastian, lebih baik jangan bermain-main dengan aset berisiko. Jadi tidak heran kalau rupiah berisiko melemah.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Kali ini yang beredar adalah kabar buruk. CNBC International memberitakan, seperti mengutip seorang pejabat pemerintahan China, Beijing agak pesimistis dengan masa depan kesepakatan tersebut. Pasalnya, China tetap keukeuh ingin memasukkan penghapusan bea masuk menjadi salah satu poin perjanjian damai dagang.
"Mood di Beijing soal kesepakatan dagang agak pesimistis, seorang pejabat pemerintah memberitahu kepada saya. China kurang nyaman setelah Trump (Presiden AS Donald Trump) mengatakan tidak ada penghapusan bea masuk. Sekarang strateginya adalah melanjutkan pembicaraan, tetapi (China) terus menunggu perkembangan kemungkinan pelengseran (Trump) dan Pemilu AS 2020. Juga memprioritaskan dukungan terhadap ekonomi domestik," demikian cuit jurnalis CNBC International Eunice Yoon melalui Twitter.
Kabar ini langsung membuat investor kebakaran jenggot. Pada pukul 06:58 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet anjlok masing-masing 1,72% dan 1,78%.
Pasar khawatir kesepakatan damai dagang AS-China bisa batal, yang membuat prospek perdagangan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi global terganggu. Kalau ini terjadi, permintaan energi tentu akan berkurang.
Sepertinya tidak hanya si emas hitam, kecemasan itu bakal melanda ke pasar valas negara-negara berkembang Asia. Dalam situasi penuh ketidakpastian, lebih baik jangan bermain-main dengan aset berisiko. Jadi tidak heran kalau rupiah berisiko melemah.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular