AS-China Masih Tarik-Ulur, Rupiah Sulit Tentukan Arah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 November 2019 08:22
AS-China Masih Tarik-Ulur, Rupiah Sulit Tentukan Arah
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka stagnan di perdagangan pasar spot hari ini. Namun itu tidak lama, karena kemudian rupiah langsung melemah.

Pada Selasa (19/11/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.070 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Namun rupiah langsung terpeleset ke zona merah. Pada pukul 08:12 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.075 di mana rupiah melemah tipis 0,04%.

Senasib dengan rupiah, berbagai mata uang utama Asia juga melemah di hadapan dolar AS. Sejauh ini hanya yen Jepang dan peso Filipina yang mampu bertahan di jalur hijau.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:13 WIB:





Tampaknya pelaku pasar masih berfokus kepada perkembangan hubungan AS-China. Setiap kabar terbaru soal upaya mencapai perjanjian damai dagang Fase I pasti langsung mendapat respons.

Kali ini yang beredar adalah kabar buruk. CNBC International memberitakan, seperti mengutip seorang pejabat pemerintahan China, Beijing agak pesimistis dengan masa depan kesepakatan tersebut. Pasalnya, China tetap keukeuh ingin memasukkan penghapusan bea masuk menjadi salah satu poin perjanjian damai dagang.

"Mood di Beijing soal kesepakatan dagang agak pesimistis, seorang pejabat pemerintah memberitahu kepada saya. China kurang nyaman setelah Trump (Presiden AS Donald Trump) mengatakan tidak ada penghapusan bea masuk. Sekarang strateginya adalah melanjutkan pembicaraan, tetapi (China) terus menunggu perkembangan kemungkinan pelengseran (Trump) dan Pemilu AS 2020. Juga memprioritaskan dukungan terhadap ekonomi domestik," demikian cuit jurnalis CNBC International Eunice Yoon melalui Twitter.



Kabar ini langsung membuat investor kebakaran jenggot. Pada pukul 06:58 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet anjlok masing-masing 1,72% dan 1,78%.

Pasar khawatir kesepakatan damai dagang AS-China bisa batal, yang membuat prospek perdagangan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi global terganggu. Kalau ini terjadi, permintaan energi tentu akan berkurang.

Sepertinya tidak hanya si emas hitam, kecemasan itu bakal melanda ke pasar valas negara-negara berkembang Asia. Dalam situasi penuh ketidakpastian, lebih baik jangan bermain-main dengan aset berisiko. Jadi tidak heran kalau rupiah berisiko melemah.

Sikap cari aman semacam ini membuat harga emas dunia naik, karena sang logam mulia adalah salah satu aset aman (safe haven) tempat investor mencari perlindungan. Pada pukul 07:01 WIB, harga emas di pasar spot naik 0,34% karena peningkatan permintaan.



TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular