
Manajer Investasi Ini Lirik Empat Sektor Saham, Apa Saja?
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
18 November 2019 16:46

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Majoris Asset Management agresif dan optimistis di pasar saham sekurangnya hingga kuartal I/2020, dan menilai ada empat sektor yang masih menjanjikan hingga tahun depan.
Zulfa Hendri, Direktur Utama Majoris, menilai masih ada empat sektor ekuitas yang menarik bagi perusahaan manajer investasi tersebut, yaitu perbankan, barang konsumsi, dan CPO.
"Sektor lain yang menarik lain adalah yang berhubungan dengan pariwisata yang ingin digenjot pemerintah ke depannya, seperti transportasi dan jalan tol," ujar Zulfa di CNBC Indonesia hari ini (18/11/19).
Menurut dia, ketertarikan perusahaan terhadap pasar saham hingga awal tahun disebabkan oleh valuasi IHSG saat ini yang cukup rendah.
Dia menilai valuasi rasio harga saham per laba (PE ratio) berada di bawah 2 kali standard deviasi, dan masih ada empat sektor saham yang menarik. Baru nanti, lanjutnya, pada kuartal I-2020 akan dievaluasi dengan memanfaatkan momentum siklus penguatan di awal tahun.
PE ratio adalah rasio harga saham di pasar per laba (price to earnings) sebuah emiten yang menunjukkan harga saham di pasar lebih tinggi atau lebih rendah daripada laba per sahamnya.
Jika lebih tinggi, akan diketahui pengalinya, dan rasio tersebut biasa digunakan untuk membandingkan antara satu emiten dengan emiten sejenis lain. Semakin tinggi PE ratio sebuah perusahaan berarti dinilai lebih mahal dibanding emiten lain.
Zulfa mengatakan masih menariknya pasar saham tersebut mengimbangi potensi penguatan pasar surat utang negara (SUN) sejak awal tahun dan masih menjanjikan hingga tahun depan.
Data PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) menunjukkan tingkat pengembalian pasar obligasi rupiah pemerintah sejak akhir 2018 hingga kemarin sebesar 13,36%, yang dicerminkan oleh indeks INDOBeX Government Total Return. Menurut Zulfa, return investasi masih dapat diambil dari investasi di pasar SUN sebesar 1%-2% lagi tahun depan.
"Untuk 6 bulan-9 bulan ke depan, pasar SUN dan reksa dana pendapatan tetap masih tetap menarik."
Perseroan, tuturnya, juga diuntungkan dari menguatnya pasar obligasi tahun ini dan sudah diantisipasi dengan baik karena memperbesar portofolio pada obligasi menjadi mayoritas, tepatnya menjadi 65% dibanding efek saham dari sebelumnya 50%.
Portofolio tersebut termasuk reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana terproteksi. Reksa dana pendapatan tetap adalah produk reksa dana yang isinya mayoritas efek surat utang, terutama obligasi pemerintah, obligasi korporasi, serta sukuk baik yang diterbitkan pemerintah atau perusahaan baik swasta atau BUMN.
Di sisi lain, reksa dana terproteksi juga berbasis obligasi tetapi bersifat tertutup sehingga tidak dapat dibeli setiap saat seperti halnya reksa dana pendapatan tetap.
Hingga akhir tahun ini, perseroan menurunkan target dana kelolaan menjadi Rp 1,8 triliun-Rp 1,9 triliun dari target awal Rp 3 triliun. Posisi per Oktober, dana kelolaan reksa dana perseroan Rp 1,62 triliun.
Menurut Zulfa, penurunan pasar saham akibat perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang di luar ekspektasi berpengaruh pada nilai saham, termasuk yang menjadi portofolio di reksa dana saham yang dikelola perseroan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Zulfa Hendri, Direktur Utama Majoris, menilai masih ada empat sektor ekuitas yang menarik bagi perusahaan manajer investasi tersebut, yaitu perbankan, barang konsumsi, dan CPO.
"Sektor lain yang menarik lain adalah yang berhubungan dengan pariwisata yang ingin digenjot pemerintah ke depannya, seperti transportasi dan jalan tol," ujar Zulfa di CNBC Indonesia hari ini (18/11/19).
Dia menilai valuasi rasio harga saham per laba (PE ratio) berada di bawah 2 kali standard deviasi, dan masih ada empat sektor saham yang menarik. Baru nanti, lanjutnya, pada kuartal I-2020 akan dievaluasi dengan memanfaatkan momentum siklus penguatan di awal tahun.
PE ratio adalah rasio harga saham di pasar per laba (price to earnings) sebuah emiten yang menunjukkan harga saham di pasar lebih tinggi atau lebih rendah daripada laba per sahamnya.
Jika lebih tinggi, akan diketahui pengalinya, dan rasio tersebut biasa digunakan untuk membandingkan antara satu emiten dengan emiten sejenis lain. Semakin tinggi PE ratio sebuah perusahaan berarti dinilai lebih mahal dibanding emiten lain.
Zulfa mengatakan masih menariknya pasar saham tersebut mengimbangi potensi penguatan pasar surat utang negara (SUN) sejak awal tahun dan masih menjanjikan hingga tahun depan.
Data PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) menunjukkan tingkat pengembalian pasar obligasi rupiah pemerintah sejak akhir 2018 hingga kemarin sebesar 13,36%, yang dicerminkan oleh indeks INDOBeX Government Total Return. Menurut Zulfa, return investasi masih dapat diambil dari investasi di pasar SUN sebesar 1%-2% lagi tahun depan.
"Untuk 6 bulan-9 bulan ke depan, pasar SUN dan reksa dana pendapatan tetap masih tetap menarik."
Perseroan, tuturnya, juga diuntungkan dari menguatnya pasar obligasi tahun ini dan sudah diantisipasi dengan baik karena memperbesar portofolio pada obligasi menjadi mayoritas, tepatnya menjadi 65% dibanding efek saham dari sebelumnya 50%.
Portofolio tersebut termasuk reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana terproteksi. Reksa dana pendapatan tetap adalah produk reksa dana yang isinya mayoritas efek surat utang, terutama obligasi pemerintah, obligasi korporasi, serta sukuk baik yang diterbitkan pemerintah atau perusahaan baik swasta atau BUMN.
Di sisi lain, reksa dana terproteksi juga berbasis obligasi tetapi bersifat tertutup sehingga tidak dapat dibeli setiap saat seperti halnya reksa dana pendapatan tetap.
Hingga akhir tahun ini, perseroan menurunkan target dana kelolaan menjadi Rp 1,8 triliun-Rp 1,9 triliun dari target awal Rp 3 triliun. Posisi per Oktober, dana kelolaan reksa dana perseroan Rp 1,62 triliun.
Menurut Zulfa, penurunan pasar saham akibat perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang di luar ekspektasi berpengaruh pada nilai saham, termasuk yang menjadi portofolio di reksa dana saham yang dikelola perseroan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Most Popular