
Internasional
Morgan Stanley: Pertumbuhan Global Pulih di 2020, Tapi...
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
18 November 2019 13:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Morgan Stanley memproyeksikan pertumbuhan global akan pulih di kuartal pertama 2020. Meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China) akan menghentikan tren perlambatan ekonomi, yang sudah terjadi selama tujuh kuartal terakhir.
"Berkurangnya ketegangan perdagangan (faktor utama dalam penurunan global) akan mengurangi ketidakpastian bisnis dan membuat stimulus kebijakan lebih efektif," kata analis bank tersebut sebagaimana ditulis CNBC International.
Morgan Stanley memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global bisa mencapai 3,2% di 2020. Sebelumnya di 2019, lembaga ini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3%.
Namun, lembaga itu mengatakan bahwa angka pertumbuhan tetap tergantung pada pembicaraan dagang antara AS dan China. Serta ada atau tidaknya tarif baru yang diterapkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Trump berencana menerapkan tarif baru terhadap barang-barang China senilai sekitar US$ 156 miliar pada 15 Desember. Tarif impor itu akan dikenakan pada barang-barang seperti ponsel, komputer laptop, dan mainan.
Jika tarif itu benar diberlakukan, maka pertumbuhan global pada kuartal terakhir tahun ini akan melambat menjadi 2,8% dan pemulihan ekonomiu akan tertunda hingga kuartal III-2020.
Akhir pekan lalu perkembangan dalam pembicaraan dagang Washington dan Beijing dikabarkan sangat positif. Media pemerintah China, Xinhua, mengatakan kedua negara telah mengadakan diskusi yang konstruktif terkait fase satu perjanjian perdamaian perang dagang.
Sementara itu, Morgan Stanley memperkirakan ekonomi AS melambat pada 2020. Lembaga ini memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil AS hanya dikisaran 2,3% pada 2019 dan menjadi 1,8% pada 2020.
Pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dianggap tidak efektif. Pemilihan presiden AS juga akan membayangi ekonomi.
"Pada tahun 2020 ekonomi tumbuh lebih lambat karena sebagian besar dorongan positif dari suku bunga yang lebih rendah akan diredam dan sektor rumah tangga yang meski memperoleh pendapatan yang lebih tinggi akan diimbangi oleh kenaikan harga yang ditimbulkan tarif impor," kata Morgan Stanley.
"Selain itu, ketidakpastian tentang kebijakan ekonomi, terutama jika kita melihat pemilihan presiden yang sudah dekat, dapat membebani keputusan bisnis dan rumah tangga pada tahun 2020."
(sef/sef) Next Article Bos Bank Dunia: Pertumbuhan Global Akan Kembali Dipangkas
"Berkurangnya ketegangan perdagangan (faktor utama dalam penurunan global) akan mengurangi ketidakpastian bisnis dan membuat stimulus kebijakan lebih efektif," kata analis bank tersebut sebagaimana ditulis CNBC International.
Morgan Stanley memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global bisa mencapai 3,2% di 2020. Sebelumnya di 2019, lembaga ini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3%.
Trump berencana menerapkan tarif baru terhadap barang-barang China senilai sekitar US$ 156 miliar pada 15 Desember. Tarif impor itu akan dikenakan pada barang-barang seperti ponsel, komputer laptop, dan mainan.
Jika tarif itu benar diberlakukan, maka pertumbuhan global pada kuartal terakhir tahun ini akan melambat menjadi 2,8% dan pemulihan ekonomiu akan tertunda hingga kuartal III-2020.
Akhir pekan lalu perkembangan dalam pembicaraan dagang Washington dan Beijing dikabarkan sangat positif. Media pemerintah China, Xinhua, mengatakan kedua negara telah mengadakan diskusi yang konstruktif terkait fase satu perjanjian perdamaian perang dagang.
Sementara itu, Morgan Stanley memperkirakan ekonomi AS melambat pada 2020. Lembaga ini memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil AS hanya dikisaran 2,3% pada 2019 dan menjadi 1,8% pada 2020.
Pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dianggap tidak efektif. Pemilihan presiden AS juga akan membayangi ekonomi.
"Pada tahun 2020 ekonomi tumbuh lebih lambat karena sebagian besar dorongan positif dari suku bunga yang lebih rendah akan diredam dan sektor rumah tangga yang meski memperoleh pendapatan yang lebih tinggi akan diimbangi oleh kenaikan harga yang ditimbulkan tarif impor," kata Morgan Stanley.
"Selain itu, ketidakpastian tentang kebijakan ekonomi, terutama jika kita melihat pemilihan presiden yang sudah dekat, dapat membebani keputusan bisnis dan rumah tangga pada tahun 2020."
(sef/sef) Next Article Bos Bank Dunia: Pertumbuhan Global Akan Kembali Dipangkas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular