Pabrik Sepatu Cs Hengkang, Gimana Nasib Buruh di Banten?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 November 2019 15:21
Pabrik-pabrik sepatu dan tekstil merelokasikan pabriknya dari Banten ke Jawa Tengah.
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Pabrik-pabrik sepatu dan tekstil merelokasikan pabriknya dari Banten ke Jawa Tengah. Pasalnya upaah tinggi di Banten terbilang cukup tinggi. Lantas, bagaimana nasib para buruh?

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan relokasi pabrik tekstil dari Jawa Barat ke Jawa Tengah sudah berlangsung sejak 2015. Tingginya upah di Jawa Barat dan masih rendahnya upah di Jawa Tengah menjadi salah satu pertimbangan.

"[Relokasi ke Jawa Tengah] sudah sejak 2015, pabrik-pabrik di sekitar Jabodetabek, Bandung, Karawang, Purwakarta, semuanya ke Jawa Tengah," kata Ade kepada CNBC Indonesia, Kamis (15/11/2019).


Kota-kota yang dimaksud memang memiliki nominal upah minimum yang cukup tinggi di Indonesia. Sebagai contoh, UMK Karawang pada tahun 2019 sebesar Rp4,23 juta; Purwakarta Rp3,7 juta, dan Kabupaten Bekasi sebesar Rp4,1 juta. Sementara itu, UMK di Jawa Tengah, rata-rata setengah di bawahnya, UMP di Jateng saja pada 2019 masih Rp 1,6 juta.

"Perbandingan [upah] 1:2, ini nggak kondusif," ucap Ade.

Menurutnya, saat ini ada 600 pabrik TPT di Jawa Barat. Namun, perlahan mungkin akan mengambil ancang-ancang relokasi ke Jawa Tengah. Pengusaha yang akan membuka pabrik barunya juga lebih memilih Jawa Tengah.

Hal yang sama juga dilakukan oleh pabrik-pabrik sepatu, yang memilih angkat kaki dari Banten. Disamping upah yang tinggi, mereka juga merasa tidak nyaman dengan persoalan premanisme yang dilakukan oknum ormas.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengatakan bahwa saat ini akan ada tambahan baru lagi yang akan merelokasi pabriknya.

Menurutnya dia ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, investor Taiwan masuk Jateng, yang saat ini existing investor Taiwan dari Banten relokasi ke Jateng. Kemungkinan kedua, adalah investor dari Taiwan yang sama sekali belum pernah investasi di Indonesia sekarang mau investasi ke Jateng.

Firman mengatakan konsekuensi dari relokasi pabrik dari Tangerang ke Banten adalah soal tenaga kerja. "Kalau relokasi itu tidak mungkin karyawannya ikut diboyong," katanya.


Ia mengilustrasikan satu pabrik alas kaki saja bisa mempekerjakan puluhan tenaga kerja. Bahkan ada pabrik alas kaki yang mencapai 50 ribu tenaga kerja.

Kota-kota yang dimaksud memang memiliki nominal upah minimum yang cukup tinggi di Indonesia. Sebagai contoh, UMK Karawang pada tahun 2019 sebesar Rp4,23 juta; Purwakarta Rp3,7 juta, dan Kabupaten Bekasi sebesar Rp4,1 juta. Sementara itu, UMK di Jawa Tengah, rata-rata setengah di bawahnya, UMP di Jateng saja pada 2019 masih Rp 1,6 juta.

[Gambas:Video CNBC]


(dob/dob) Next Article Emiten Ini Mau Bangun Pabrik Hidrogen Peroksida Terbesar RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular