
Neraca Dagang Surplus, Rupiah Kian Mantap di Jalur Hijau
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 November 2019 10:39

Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga mampu menguat terhadap dolar AS. Sejauh ini hanya dolar Hong Kong, yen Jepang, dan dolar Taiwan yang masih melemah.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:28 WIB:
Situasi pasar keuangan Asia sedang kondusif karena perkembangan relasi Washington-Beijing. Meski masih maju-mundur, tetapi sepertinya dua kekuatan ekonomi terbesar di planet bumi ini bakal segera menyepakati perjanjian damai dagang fase I.
"Kita sudah semakin dekat. Mood-nya cukup bagus," kata Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Puith, di acara Council on Foreign Relations di Washington, seperti diberitakan Reuters.
Kudlow menambahkan tim negosiator AS dan China terus melakukan komunikasi intensif melalui telepon. Pembicaraan berlangsung konstruktif sehingga kesepakatan damai dagang bisa dicapai dalam waktu dekat.
Kemarin, pasar sempat cemas karena Presiden AS Donald Trump memberi sinyal yang mixed. Dalam acara Economic Club di New York, Trump menyebut bahwa AS-China akan segera mencapai kesepakatan dagang.
Namun jika kesepakatan tidak terjadi, maka Trump bakal kembali menaikkan bea masuk untuk produk-produk asal China. Bahkan kenaikannya disebut substansial.
Oleh karena itu, pasar menanti perkembangan berikutnya dan ternyata positif. Pernyataan Kudlow berhasil meredam kekhawatiran, setidaknya untuk saat ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:28 WIB:
"Kita sudah semakin dekat. Mood-nya cukup bagus," kata Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Puith, di acara Council on Foreign Relations di Washington, seperti diberitakan Reuters.
Kudlow menambahkan tim negosiator AS dan China terus melakukan komunikasi intensif melalui telepon. Pembicaraan berlangsung konstruktif sehingga kesepakatan damai dagang bisa dicapai dalam waktu dekat.
Kemarin, pasar sempat cemas karena Presiden AS Donald Trump memberi sinyal yang mixed. Dalam acara Economic Club di New York, Trump menyebut bahwa AS-China akan segera mencapai kesepakatan dagang.
Namun jika kesepakatan tidak terjadi, maka Trump bakal kembali menaikkan bea masuk untuk produk-produk asal China. Bahkan kenaikannya disebut substansial.
Oleh karena itu, pasar menanti perkembangan berikutnya dan ternyata positif. Pernyataan Kudlow berhasil meredam kekhawatiran, setidaknya untuk saat ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular