Sebabkan Saham Bank BUMN Ambruk, Separah Apa Bank Muamalat?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 November 2019 13:54
Memang Mengenaskan
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Dalam periode Januari-Agustus 2019, berdasarkan laporan yang dipublikasikan perusahaan, laba bersih Bank Muamalat tercatat hanya mencapai Rp 6,57 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya (Januari-Agustus 2018), laba bersih perusahaan mencapai 110,9 miliar. Dalam delapan bulan pertama tahun 2019, laba bersih perusahaan anjlok hingga 94,1% secara tahunan.

Laba bersih yang hanya senilai Rp 6,57 miliar tersebut merupakan perolehan laba bersih terendah dalam delapan bulan pertama yang pernah dicatatkan oleh Bank Muamalat, setidaknya dalam empat tahun terakhir.



Ambruknya laba bersih perusahaan terjadi seiring dengan tekanan terhadap pos pendapatan utama perusahaan. Dalam periode Januari-Agustus 2019, pendapatan penyaluran dana ambruk sebesar 17% menjadi Rp 1,9 triliun, dari yang sebelumnya Rp 2,3 triliun pada periode Januari-Agustus 2018.

Pendapatan penyaluran dana yang hanya senilai Rp 1,9 triliun tersebut juga merupakan perolehan terendah dalam delapan bulan pertama yang pernah dicatatkan oleh Bank Muamalat, setidaknya dalam empat tahun terakhir.



Lebih lanjut, pendapatan setelah distribusi bagi hasil anjlok 51,5% menjadi Rp 415,6 miliar dalam periode Januari-Agustus 2019, dari yang sebelumnya Rp 857,3 miliar pada periode Januari-Agustus 2018.

Masih tingginya rasio pembiayaan bermasalah/Non-Performing Financing (NPF) menjadi faktor yang membebani kinerja keuangan perusahaan pada tahun ini. Per akhir Juni 2019, NPF (gross) berada di level 5,41%, melonjak dari NPF per akhir Juni 2018 yang sebesar 1,65%. Untuk diketahui, NPF Bank Muamalat per akhir 2018 berada di level 3,87%.



Dengan kinerja keuangan perusahaan yang begitu buruk, suntikan modal dikhawatirkan tak akan mampu memutarbalikkan kondisi Bank Muamalat. Suntikan modal dikhawatirkan hanya akan mampu memperpanjang nafas dari Bank Muamalat, sembari menggerogoti suntikan modal itu sendiri, yang santer diberitakan akan disalurkan oleh bank BUMN.

Kalaupun pembiayaan bermasalah dari Bank Muamalat disekuritisasi untuk kemudian dijual ke bank BUMN, hal ini juga tentu akan membawa mereka menghadapi risiko. Pasalnya, tak ada jaminan bahwa pembiayaan bermasalah tersebut bisa direstrukturisasi dan memberikan nilai tambah bagi pembelinya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular