Damai Dagang Tak Jelas, Hong Kong Panas, Rupiah Lemas

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 November 2019 10:18
AS-China Saling Bantah Soal Damai Dagang
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan rupiah dkk di Asia berkubang di teritori depresiasi. Pertama adalah kabar damai dagang AS-China yang simpang siur.

Pekan lalu, Kementerian Perdagangan China mengklaim bahwa Washington dan Beijing sepakat untuk mencabut seluruh bea masuk yang dikenakan selama masa perang dagang. Penghapusan bea masuk ini akan menjadi salah satu poin di kesepakatan damai dagang fase I.

AS sudah mengenakan bea masuk terhadap importasi produk China senilai US$ 550 miliar. Sedangkan China membebankan bea masuk kepada impor produk made in the USA senilai US$ 185 miliar.

Namun ternyata itu hanya klaim sepihak. AS menegaskan bahwa belum ada kesepakatan soal pencabutan bea masuk.

"China ingin ada semacam penghapusan (bea masuk). Tidak semuanya, karena mereka tahu saya tidak akan melakukan itu. Saya belum menyepakati apa-apa," tegas Presiden AS Donald Trump kepada para jurnalis di Gedung Putih, seperti diwartakan Reuters.


Akan tetapi, China sepertinya masih ngotot memperjuangkan penghapusan bea masuk menjadi salah satu poin perjanjian damai dagang. Hu Xijin, Editor di harian Global Times yang berafiliasi dengan pemerintah, menyatakan bahwa tidak ada kesepakatan tanpa penghapusan bea masuk.

"Satu hal yang pasti adalah jika tidak ada pencabutan bea masuk, maka tidak ada perjanjian fase I," cuit Hu di Twitter.

Situasi AS-China yang masih tarik-ulur membuat ketidakpastian kembali mendatangi pasar. Tentu bukan kondisi yang ideal, sehingga memaksa pelaku pasar untuk bermain aman dengan menghindari aset-aset berisiko di negara berkembang Asia.



(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular