Harga Batu Bara Flat Jelang Musim Dingin, Kurang Katalis Nih

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 November 2019 11:22
Harga batu bara cenderung bergerak sideways jelang musim dingin menunggu katalis positif untuk naik
Foto: Tambang batubara Tarrawonga Whitehaven Coal di Boggabri, New South Wales, Australia. (Whitehaven Coal Ltd/Handout via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara masih bergerak sideways. Kemarin harga batu bara ditutup menguat 15 sen atau 0,22% ke level US$ 67,05/ton.

Harga batu bara kontrak ICE Newcastle cenderung bergerak flat sejak 25 Oktober lalu. Harga bergerak di kisaran US$ 67-68/ton yang mengindikasikan harga sedang konsolidasi jelang musim dingin.



Harga batu bara masih galau mau bergerak ke mana karena memang belum menemukan katalis yang cukup kuat untuk mengangkat keluar harga batu bara dari zona stagnansi di level bawah.

China sebagai negara dengan konsumsi batu bara terbesar di dunia, membukukan penurunan impor hingga 18% pada Oktober dibanding bulan sebelumnya.

Impor batu bara jalur laut China mencapai 19,9 juta ton pada Oktober dan sebanyak 13,76 juta ton dijadwalkan sampai pada November menurut data Refinitiv.

Pembelian batu bara China melambat seiring dengan mengecilnya selisih harga batu bara impor dengan batu bara domestik dan aturan impor yang ketat di akhir tahun.

Total impor batu bara China tahun ini diprediksikan akan melampaui total impor batu bara tahun lalu sebesar 282 juta ton.

Walau impor batu bara China bulan Oktober turun drastis, total impor pada sembilan bulan awal 2019 tercatat tumbuh 9,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Menurut data bea dan cukai China, impor batu bara hingga September mencapai 250 juta ton.

Jika jumlah tersebut ditambah dengan impor batu bara jalur laut bulan Oktober sebesar 19,9 juta ton dan juga impor jalur darat dari Rusia dan Mongolia yang mencapai 7 juta ton, maka total impor batu bara China selama 10 bulan terakhir sebesar 277 juta ton.

Jadi kecil kemungkinan bahwa China akan mempertahankan impor batu bara tahun ini sama dengan tahun lalu sebesar 280 juta ton. Walau China akan memangkas impor batu bara besar-besaran di bulan November dan Desember, total impor akan tetap melampaui 300 juta ton.

Sementara itu indeks Capesize yang biasa digunakan sebagai acuan pengiriman bijih besi dan batu bara melalui jalur laut turun 249 poin menjadi 8,4% ke level 2726 terendah dalam empat bulan terakhir.

Pendapatan per hari Capesize yang biasanya mengirim 170.000-180.000 ton kargo bijih besi dan batu bara juga turun US$ 2.395 menjadi US$ 22.217. Ada indikasi terjadinya pelemahan permintaan batu bara bulan Oktober


TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Ukur Sentimen Pendorong Koreksi Harga Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular