Harga Enggan Beranjak, Batu Bara Lagi Lesu Darah

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
07 November 2019 11:27
Harga batu bara bergerak sideways, masih konsolidasi jelang musim dingin.
Foto: Tambang batubara Maules Creek Whitehaven Coal di New South Wales, Australia (Whitehaven Coal Ltd/Handout via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Belum lama terangkat naik, kemarin harga batu bara kembali loyo tak bertenaga. Harga batu bara kontrak ICE Newcastle ditutup melemah 1,62% ke level US$ 66,9/ton.

Harga batu bara terus mengalami pola tren sideways sejak akhir Oktober. Sebelumnya pola sideways ini juga telah terbentuk dengan kisaran yang lebih lebar di US$ 66-72/ton. Ada indikasi bahwa harga batu bara sedang konsolidasi jelang musim dingin tahun ini.



Total impor batu bara China tahun ini diprediksikan akan melampaui total impor batu bara tahun lalu sebesar 282 juta ton. Impor batu bara lewat jalur laut bulan Oktober tercatat turun 19% dibanding September. Mengutip data Refinitiv, impor batu bara jalur laut China bulan Oktober mencapai 19,9 juta ton, turun dari bulan sebelumnya sebesar 24,5 juta.

Walau impor batu bara China bulan Oktober turun drastis, total impor pada sembilan bulan awal 2019 tercatat tumbuh 9,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Menurut data bea dan cukai China, impor batu bara hingga September mencapai 250 juta ton.

Jika jumlah tersebut ditambah dengan impor batu bara jalur laut bulan Oktober sebesar 19,9 juta ton dan juga impor jalur darat dari Rusia dan Mongolia yang mencapai 7 juta ton, maka total impor batu bara China selama 10 bulan terakhir sebesar 277 juta ton.

Jadi kecil kemungkinan bahwa China akan mempertahankan impor batu bara tahun ini sama dengan tahun lalu sebesar 280 juta ton. Walau China akan memangkas impor batu bara besar-besaran di bulan November dan Desember, total impor akan tetap melampaui 300 juta ton.

Sementara itu indeks Capesize yang biasa digunakan sebagai acuan pengiriman bijih besi dan batu bara melalui jalur laut turun 249 poin menjadi 8,4% ke level 2726 terendah dalam empat bulan terakhir.

Pendapatan per hari Capesize yang biasanya mengirim 170.000-180.000 ton kargo bijih besi dan batu bara juga turun US$ 2.395 menjadi US$ 22.217. Ada indikasi terjadinya pelemahan permintaan batu bara bulan Oktober. 


TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article Ukur Sentimen Pendorong Koreksi Harga Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular