
Ekonomi RI Tumbuh 5,02%, Rupiah Terkuat Sejak 13 September
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 November 2019 16:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah yang sempat galau langsung melesat usai rilis data pertumbuhan ekonomi.
Pada Selasa (5/11/2019), US$ 1 setara dengan Rp 13.965 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,32% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah melemah tipis 0,04%. Selepas itu rupiah cukup lama bertahan di zona merah.
Namun peruntungan rupiah berubah setelah pengumuman data pertumbuhan ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia kuartal III-2019 tumbuh 5,02% year-on-year (YoY).
Angka ini sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia. Namun lebih baik ketimbang konsensus dari Reuters dan Bloomberg yang masing-masing sebesar 5,1% dan 5%.
Investor yang menunggu rilis data ini langsung lega begitu datang pengumuman dari BPS. Apalagi realisasinya lebih baik dari konsensus yang dihimpun dua kantor berita asing.
Pelaku pasar pun bersemangat memborong rupiah. Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 10,48 miliar di pasar reguler dan mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1,36%. Mata uang Tanah Air mampu keluar dari zona merah dan finis di posisi terbaik sejak 13 September.
Permintaan rupiah juga bertambah seiring lelang obligasi pemerintah. Hari ini pemerintah melalui Kementerian Keuangan melelang tujuh seri obligasi dengan penawaran yang masuk mencapai Rp 67,97 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah mengambil Rp 24,25 triliun, lebih tinggi dibandingkan target indikatif Rp 15 triliun.
Pada Selasa (5/11/2019), US$ 1 setara dengan Rp 13.965 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,32% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah melemah tipis 0,04%. Selepas itu rupiah cukup lama bertahan di zona merah.
Angka ini sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia. Namun lebih baik ketimbang konsensus dari Reuters dan Bloomberg yang masing-masing sebesar 5,1% dan 5%.
Investor yang menunggu rilis data ini langsung lega begitu datang pengumuman dari BPS. Apalagi realisasinya lebih baik dari konsensus yang dihimpun dua kantor berita asing.
Pelaku pasar pun bersemangat memborong rupiah. Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 10,48 miliar di pasar reguler dan mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1,36%. Mata uang Tanah Air mampu keluar dari zona merah dan finis di posisi terbaik sejak 13 September.
Permintaan rupiah juga bertambah seiring lelang obligasi pemerintah. Hari ini pemerintah melalui Kementerian Keuangan melelang tujuh seri obligasi dengan penawaran yang masuk mencapai Rp 67,97 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah mengambil Rp 24,25 triliun, lebih tinggi dibandingkan target indikatif Rp 15 triliun.
Next Page
Damai Dagang AS-China Semakin Terasa
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular