Melemah Sejak Pagi, Rupiah Kini Menguat!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 November 2019 11:47
Melemah Sejak Pagi, Rupiah Kini Menguat!
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berbalik menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rilis data pertumbuhan ekonomi sepertinya membuat pelaku pasar lega, yang dinanti sudah berlalu.

Pada Selasa (5/11/2019) pukul 11:35 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.000. Rupiah kini menguat 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kala pembukaan pasar, rupiah melemah tipis 0,04%. Selepas itu depresiasi rupiah semakin dalam.

Akhirnya tiba juga yang dinanti, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019. Pada periode Juli-September 2019, ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% year-on-year (YoY).

Angka ini sejalan dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia. Namun sedikit lebih baik dibandingkan konsensus dari Reuters yaitu 5,01% maupun Bloomberg yang sebesar 5%.

Sejak pagi, sepertinya penantian terhadap rilis data ini yang membebani laju rupiah. Kini dengan sudah adanya kejelasan, investor boleh lega dan kembali nyaman berburu rupiah.


Pencapaian pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih baik ketimbang perkiraan dua kantor berita asing membuat rupiah kini bergerak searah dengan mata uang Asia lainnya yang menguat di hadapan dolar AS. Sejauh ini tinggal yen Jepang dan dolar Taiwan yang masih tertinggal di zona merah.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 11:38 WIB:

 



Hubungan AS-China yang membaik masih menjadi bumbu penyedap di pasar keuangan hari ini. Seperti diberitakan Reuters, Kementerian Luar Negeri China melaporkan bahwa Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump terus menjalin komunikasi dalam berbagai kesempatan.

"Saya bisa katakan bahwa kedua pemimpin terus menjalin kontak dengan berbagai cara," ujar Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China.

Tampaknya perjanjian damai dagang AS-China fase I akan segera ditandatangani. Trump mengungkapkan tengah mempertimbangkan sejumlah lokasi penandatanganan.

"Kami sedang mendiskusikan sejumlah lokasi. Mungkin saja di Iowa," ujar Trump kepada para jurnalis di Gedung Putih, seperti diwartakan Reuters.

Akhir pekan lalu, Trump mengungkapkan melalui cuitan di Twitter bahwa kesepakatan damai dagang fase I akan mencakup sekitar 60% dari isu-isu yang selama ini menjadi perdebatan. Jadi kesepakatan ini sangat dinantikan oleh seluruh dunia, karena bisa menjadi pintu gerbang pemulihan ekonomi global.

Salah satu isu yang menjadi sorotan adalah perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual dan keamanan nasional. Dua hal ini yang membuat AS memasukkan raksasa teknologi asal China, Huawei, ke daftar hitam.

Namun seiring membaiknya hubungan Washington-Beijing, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat perusahaan AS sudah boleh menjual produknya he Huawei. Pasalnya, memang sudah banyak aplikasi dari perusahaan Negeri Paman Sam untuk berbisnis dengan Huawei.

"Pemerintah sudah menerima 206 aplikasi, itu jumlah yang banyak. Jujur saja, lebih banyak dari perkiraan kami. Jadi, izin akan keluar dalam waktu dekat. Hubungan kami sedang bagus, banyak kemajuan yang dicapai. Tidak ada alasan untuk mundur," papar Ross, seperti diberitakan Reuters.




TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular