
Calon Emiten Baru Ada 36 di BEI, IPO Tembus Rekor Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mendapatkan setidaknya 60 perusahaan baru yang akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada tahun ini. Jika terealisasi semuanya, jumlah ini akan menjadi lebih besar ketimbang jumlah pencatatan tahun lalu mencapai 57 emiten.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan hingga saat ini terdapat 36 perusahaan yang masuk dalam daftar IPO milik bursa (pipeline). Bahkan salah satunya tengah melakukan Registrasi 144 A dan Regulation S, dokumen di mana perusahaan menawarkan IPO di bursa luar.
Mengacu dokumen yang dipublikasikan Mayer Brown, disebutkan penawaran efek yang dibuat berdasarkan Rule 144A dan Regulation S adalah penawaran internasional, dan dikecualikan dari kewajiban pendaftaran dalam Securities Act di AS, namun tetap tunduk pada ketentuan anti-curang dalam Securities Act dan Exchange Act, termasuk Rule 10b-5.
Lebih lanjut Yetna mengatakan tingkat keberhasilan IPO selama 3 tahun terakhir mencapai 80%, karena tak semua calon emiten baru diterima oleh bursa.
Namun, jika dihitung dari jumlah emiten yang sudah tercatat sebanyak 42 perusahaan hingga akhir Oktober lalu, ditambah dengan pipeline bursa saat ini maka IPO tahun ini bakal lebih banyak lagi dari tahun lalu.
"Kita sampaikan bahwa rate untuk keberhasilan 80% dari tiga tahun terakhir, 20% memang kita tolak karena memang pemenuhannya yang belum. Itu pun kalau kita tolak 20%, 60 [emiten] ke atas mudah-mudahan tercapai," kata Yetna di Hotel Indonesia, Kempinski, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Sebagai gambaran, pada tahun 2018, BEI berhasil mencatat rekor jumlah perusahaan tertinggi sejak tahun 1992, di mana 57 perusahaan melantai di BEI.
Berikut pipeline perusahaan yang akan mencatatkan saham perdana tahun ini, data per Oktober 2019:
- PT Ifishdeco (Pertambangan)
- PT Dana Brata Luhur (Pertambangan)
- PT Alamanda Investama (Properti, Real Estate, Konstruksi Bangunan)
- PT Asia Sejahtera Mina (Industri Barang Konsumer)
- PT Singaraja Putra (Perdagangan, Jasa, Investasi)
- PT Sinergi Inti Plastindo (Industri Dasar)
- PT Ginting Jaya Energi (Pertambangan)
- PT Aneka Minera Indonesia (Infrastruktur, Utilitas, Transportasi)
- PT Palma Serasih (Agrikultur)
- PT Mulia Boga Raya (Industri Barang Konsumen)
- PT Prima Globalindo Logistik (Infrastruktur, Utilitas, Transportasi)
- PT Cisadane Sawit Raya (Agrikultur)
- PT Indo Bintang Mandiri (Aneka Industri)
- PT Repower Asia Indonesia (Properti, Real Estate, Konstruksi Bangunan)
- PT SAM Indonesia (Perdagangan, Jasa, Investasi)
- PT Bank Amar Indonesia (Keuangan)
- PT Graha Belitung Utama (Properti, Real Estate, Konstruksi Bangunan)
- PT Harvest Time (Properti, Real Estate, Konstruksi Bangunan)
- PT Indonesia Fibreboard Industry (Industri Dasar)
- PT Lion Mentari (Infrastruktur, Utilitas, Transportasi)
- PT Jayant Perdana Indonesia (Infrastruktur, Utilitas, Transportasi)
- PT Austin Global Prima (Perdagangan, Jasa, Investasi)
- PT Galva Technologies (Perdagangan, Jasa, Investasi)
- PT Perintis Triniti Properti (Properti, Real Estate, Konstruksi Bangunan)
- PT Putra Mandiri Jembar (Perdagangan, Jasa, Investasi)
- PT Putra Rajawali Kencana (Infrastruktur, Utilitas, Transportasi)
- PT Royalindo Investa Wijaya (Properti, Real Estate, Konstruksi Bangunan)
Adapun satu perusahaan yang tengah melakukan Registrasi 144A dan Registration S, namun Yetna masih enggan menyebutkan nama perusahaan.
Kapan BUMN IPO lagi?
(tas/tas) Next Article Siap-siap! 11 Perusahaan Aset Jumbo Antre IPO di BEI