Wuih! Jelang Weekend Emas Dunia Kuat di Level US$ 1.500/Oz

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
01 November 2019 09:51
Pada penutupan perdagangan Kamis (31/10/2019) harga emas kembali melampaui level psikologisnya.
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah terjerembab di bawah level psikologisnya, harga emas dunia kembali ke level di atas US$ 1.500/troy ounce (Oz) seiring dengan pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS dan ketidakpastian perjanjian dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

Pada 09.38 WIB, harga emas di pasar spot berada di level US$ 1.510,16/troy ons atau turun 0,2% dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin. Pada penutupan perdagangan Kamis (31/10/2019) harga emas kembali melampaui level psikologisnya.



Pada Rabu (30/10/2019) bank sentral AS, The Fed kembali memangkas suku bunga acuan untuk ketiga kalinya sejak Juli tahun ini. Pertumbuhan ekonomi AS yang melambat membuat The Fed menetapkan kebijakan moneter longgar untuk memberi stimulus agar ekonomi kembali pulih.

Pemangkasan suku bunga The Fed membuat dolar AS tertekan. Sejak Rabu, indeks dolar yang menunjukkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang lain mengalami koreksi hngga 0,41%.

Dolar AS merupakan mata uang di mana emas dibanderol. Melemahnya dolar AS membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang asing sehingga membuat investor kembali melirik harga emas dan harganya jadi naik.

Batalnya KTT APEC yang akan diselenggarakan pertengahan November ini di Chile juga membuat kesepakatan dagang AS-China jadi abu-abu alias tidak jelas. AS dan China dijadwalkan untuk menandatangi perjanjian parsial hasil negosiasi tahap pertama yang berlangsung di Washington 10 Oktober lalu di acara KTT tersebut.

"Fase pertama kesepakatan dagang akan membawa dampak positif yang yang kecil untuk perekonomian AS. Terlalu dini untuk berharap bahwa kesepakatan tersebut akan memiliki dampak yang besar" kata ahli strategi UBS Joni Teves, melansir Reuters.

China juga dikabarkan ragu-ragu apakah dapat mencapai kesepakatan jangka panjang yang komprehensif dengan Washington dan Presiden AS Donald Trump. Dua sentimen tersebut telah memberikan emas tenaga untuk kembali melampaui level psikologisnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article Pelan tapi Pasti, Harga Emas Terus Mendaki

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular