
Dolar AS Tak Betah Berlama-lama di Bawah Rp 14.000
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 October 2019 08:25

Sentimen positif bagi rupiah dkk di Asia datang dari Negeri Paman Sam. Dini hari tadi waktu Indonesia, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1,5-1,75%. Langkah ini sesuai dengan ekspektasi pasar.
Dengan demikian, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega sudah tiga kali menurunkan Federal Funds Rate sejak awal tahun. Kebijakan moneter longgar ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebelum pengumuman suku bunga acuan, US Bureau of Economic Analysis melaporkan pembacaan awal angka pertumbuhan ekonomi AS kuartal III-2019 sebesar 1,9% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 2%, tetapi lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Trading Economics yaitu 1,6%.
"Kami menempuh langkah ini (penurunan suku bunga acuan) untuk memastikan perekonomian tetap kuat di tengah dinamika global serta diharapkan mampu memberi kepastian di tengah berbagai risiko. Kami menilai posisi kebijakan moneter saat ini sudah tepat (appropriate) sepanjang perkembangan yang ada sejalan dengan proyeksi," papar Powell dalam konferensi pers usai rapat, seperti diberitakan Reuters.
Setelah pengumuman suku bunga acuan, dolar AS langsung nyungsep dan masih terjadi sampai saat ini. Pada pukul 08:08 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,26%.
Penurunan suku bunga acuan memang berdampak negatif terhadap dolar AS. Sebab imbalan investasi dalam instrumen berbasis mata uang ini (terutama di aset berpendapatan tetap seperti obligasi) akan ikut turun seiring penurunan suku bunga acuan. Dolar AS jadi kurang seksi.
(aji/aji)
Dengan demikian, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega sudah tiga kali menurunkan Federal Funds Rate sejak awal tahun. Kebijakan moneter longgar ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebelum pengumuman suku bunga acuan, US Bureau of Economic Analysis melaporkan pembacaan awal angka pertumbuhan ekonomi AS kuartal III-2019 sebesar 1,9% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 2%, tetapi lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Trading Economics yaitu 1,6%.
"Kami menempuh langkah ini (penurunan suku bunga acuan) untuk memastikan perekonomian tetap kuat di tengah dinamika global serta diharapkan mampu memberi kepastian di tengah berbagai risiko. Kami menilai posisi kebijakan moneter saat ini sudah tepat (appropriate) sepanjang perkembangan yang ada sejalan dengan proyeksi," papar Powell dalam konferensi pers usai rapat, seperti diberitakan Reuters.
Setelah pengumuman suku bunga acuan, dolar AS langsung nyungsep dan masih terjadi sampai saat ini. Pada pukul 08:08 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,26%.
Penurunan suku bunga acuan memang berdampak negatif terhadap dolar AS. Sebab imbalan investasi dalam instrumen berbasis mata uang ini (terutama di aset berpendapatan tetap seperti obligasi) akan ikut turun seiring penurunan suku bunga acuan. Dolar AS jadi kurang seksi.
(aji/aji)
Next Page
Investor Tunggu Data Realisasi Investasi
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular