Harga Emas Naik Dikit, Tapi Masih Loyo di Bawah US$ 1.500/Oz

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
30 October 2019 09:36
Pagi ini harga emas menguat tipis, namun masih berada di bawah level psikologis US$ 1.500/troy ons.
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Optimisme damai dagang semakin tinggi berhasil membuat harga logam mulia emas merosot ke level di bawah US$ 1.500/troy ons (Oz) dalam perdagangan dua hari terakhir.

Pagi ini harga emas menguat tipis, namun masih berada di bawah level psikologis US$ 1.500/troy ons. Sejak hari pertama perdagangan pekan ini, harga emas diperdagangkan di bawah level psikologisnya. Pukul 09.00 WIB harga emas berada di level US$ 1.489,06/troy ons atau naik 0,11% dibanding perdagangan kemarin.



Kabar baik datang dari hubungan Amerika Serikat dengan China. Setelah retak kurang lebih dalam 15 bulan terakhir akibat perang dagang, kini keduanya mulai terlihat kembali mesra.

Presiden AS Donald Trump mengungkapkan kesepakatan damai dagang fase I bisa selesai lebih cepat dari perkiraan. Awalnya, kesepakatan tersebut direncanakan rampung pada pertengahan November, bersamaan dengan KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Chile.



"Kami melihat ada kemungkinan (kesepakatan damai dagang fase I) lebih cepat dari jadwal. Akan ada sebuah kesepakatan yang sangat besar, tetapi kami menyebutnya fase I," ungkap Trump kepada wartawan sebelum kunjungan kerja ke Chicago, seperti diberitakan Reuters.




Menurut Trump, kesepakatan fase I tersebut akan sangat menguntungkan para petani AS. Tidak hanya itu, kebutuhan perbankan juga diperhatikan. "Saya bisa katakan kesepakatan ini akan sedikit lebih cepat dari jadwal, atau malah jauh lebih cepat," ujarnya.

Namun menurut salah satu pejabat Gedung Putih, penandatanganan kesepakatan berpotensi mundur akibat belum siapnya teks kesepakatan tersebut. Kemungkinan mundurnya penandatanganan ini tidak lantas membuat kesepakatan hancur begitu saja, ini hanya masalah waktu menurut pejabat gedung putih tersebut.

"Jika penandatanganan tidak dapat dilakukan di Chile, bukan berarti kesepakatan berantakan. Itu hanya berarti belum siap," ujar pejabat tersebut.

"Saya bisa katakan kesepakatan ini akan sedikit lebih cepat dari jadwal, atau malah jauh lebih cepat," ujarnya.


Sentimen tersebut rupanya belum juga mampu membuat harga emas terkerek naik ke level psikologisnya karena tidak terlalu kuat. Investor masih terlihat berbunga-bunga akan ungkapan Trump yang menunjukkan hubungan Washington-Beijing membaik.

Damai dagang memang sangat didamba oleh pelaku pasar global dengan harapan bahwa tercapainya kesepakatan akan membuat arus perdagangan dan investasi bersemi kembali. Ada harapan bahwa roda perekonomian pun akan kembali berputar lebih baik.

Kabar baik inilah yang membuat emas kembali kurang dilirik dan selera terhadap risiko (risk appetite) investor kembali. Emas sebagai aset minim risiko memang diburu ketika perekonomian mengalami gejolak, hal ini membuat harga emas melambung seperti pada tahun ini.


TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article Harga Emas Tertatih untuk Bangkit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular