Sempat Menghijau, IHSG Tutup Sesi Satu di Zona Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 October 2019 12:28
Sempat Menghijau, IHSG Tutup Sesi Satu di Zona Merah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan kedua di pekan ini, Selasa (29/10/2019), di zona hijau.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat 0,04% ke level 6.267,68. Sayang, pada tengah hari IHSG justru melemah. Per akhir sesi satu, indeks saham acuan di Indonesia tersebut membukukan koreksi sebesar 0,04% ke level 6.263,11.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam menekan kinerja IHSG di antaranya: PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (-2,66%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-0,92%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0,24%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-0,46%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-1,3%).

Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru sedang ditransaksikan di zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei naik 0,43%, indeks Straits Times menguat 0,53%, dan indeks Kospi bertambah 0,01%.

Bursa saham Benua Kuning berhasil mengekor kinerja Wall Street yang cemerlang pada perdagangan kemarin (28/10/2019). Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks Dow Jones naik 0,49%, indeks S&P 500 menguat 0,56%, dan indeks Nasdaq Composite melejit 1,01%. Indeks S&P 500 mengakhiri hari di level 3.039,42 yang merupakan rekor penutupan tertinggi sepanjang masa.

RIlis kinerja keuangan yang oke dari perusahaan-perusahaan yang melantai di bursa saham AS sukses memantik aksi beli. Mengutip CNBC International yang melansir data dari FactSet, dari sebanyak 206 perusahaan anggota indeks S&P 500 yang telah melaporkan kinerja keuangan kuartalan hingga Senin pagi waktu setempat, sebanyak 78% mampu mengalahkan estimasi dari para analis.

AT&T dan Spotify termasuk ke dalam perusahaan yang kinerja keuangannya mampu mengalahkan estimasi dari para analis. Harga saham AT&T menguat lebih dari 4% pada perdagangan kemarin, sementara harga saham Spotify melesat 16,2%.

Lebih lanjut, sentimen positif bagi bursa saham Asia datang dari perkembangan terkait negosiasi dagang AS-China yang menggembirakan. Pada hari Jumat waktu setempat (25/10/2019), Kantor Perwakilan Dagang AS melaporkan bahwa AS dan China telah dekat untuk memfinalisasi beberapa bagian dari kesepakatan dagang tahap satu antar kedua negara, seperti dilansir dari CNBC International.

Kantor Perwakilan Dagang AS melaporkan perkembangan tersebut pasca Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin melakukan pembicaraan via sambungan telepon dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He.

"Mereka membuat kemajuan dalam beberapa isu dan kedua pihak telah dekat untuk memfinalisasi beberapa bagian dari kesepakatan," demikian dilaporkan oleh Kantor Perwakilan Dagang AS.

"Perbincangan akan berlanjut di level deputi, dan para negosiator tingkat tinggi akan kembali berbincang melalui sambungan telepon dalam waktu dekat."

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya optimistis kesepakatan dagang AS-China tahap satu akan bisa ditandatangani dalam gelaran KTT APEC di Chili pada 16-17 November mendatang.

"Saya rasa itu (draf kesepakatan dagang) akan ditandatangani dengan cukup mudah, semoga saja pada saat KTT di Chili, di mana Presiden Xi dan saya akan berada," kata Trump di Gedung Putih.

"Kami bekerja dengan China dengan sangat baik," sambungnya menambahkan.

Untuk diketahui, kesepakatan dagang AS-China bisa menjadi kunci bagi kedua negara untuk menghindari yang namanya hard landing alias perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

BERLANJUT KE HALAMAN 2 -> Diterpa Aksi Ambil Untung

Aksi ambil untung membuat IHSG harus pasrah terjerembab di zona merah. Sejatinya, aura profit taking sudah terasa sejak pekan kemarin.

Pada perdagangan terakhir di pekan kemarin, Jumat (25/10/2019), IHSG ambruk hingga 1,38%. Pada perdagangan kemarin (28/10/2019), IHSG memang ditutup menguat sebesar 0,21%. Namun, IHSG menghabiskan mayoritas sesi dua perdagangan kemarin di zona merah, sebelum kemudian merangsek ke zona hijau pada menit-menit akhir perdagangan.

Maklum jika pelaku pasar memilih untuk merealisasikan keuntungan di pasar saham. Pasalnya, IHSG sudah membukukan apresiasi yang signifikan. Sepanjang bulan Oktober (hingga penutupan perdagangan kemarin), IHSG sudah membukukan penguatan sebesar 1,56% (dihitung dari akhir September).

Bahkan, IHSG sempat tercatat menguat hingga 10 hari beruntun yakni pada periode 11-24 Oktober. Dalam periode tersebut, IHSG menguat 5,25%.

Dalam periode tersebut, IHSG menguat seiring dengan optimisme terkait dengan pelantikan presiden dan pengumuman nama-nama menteri yang akan mendampingi presiden.

Pada hari Minggu (20/10/2019), Joko Widodo (Jokowi) resmi dilantik dan menjalani periode duanya sebagai presiden, ditemani wakilnya yang baru yakni Ma’ruf Amin. Pada hari Rabu (23/10/2019), Jokowi secara resmi memperkenalkan deretan menteri yang akan menghiasi kabinet barunya. Kabinet di periode dua pemerintahan Jokowi diberi nama Kabinet Indonesia Maju. 

Di kabinet periode dua Jokowi, terdapat beberapa nama profesional seperti Pendiri Gojek Nadiem Makarin, CEO NET Wishnutama, serta Pendiri Mahaka Group Erick Thohir. Nadiem didapuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Erick Thohir sebagai Menteri BUMN, dan Wishnutama sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Di sisi lain, nama-nama lama yang memiliki rekam jejak oke di periode satu pemerintahan Jokowi masih dipertahankan, Sri Mulyani misalnya. Sri Mulyani akan kembali menjabat sebagai menteri keuangan di periode dua Jokowi.

Selain Sri Mulyani, Basuki Hadimuljono selaku menteri PUPR di periode satu Jokowi juga kembali dipercaya untuk memegang posisi yang sama di periode dua.

Melihat aura profit taking yang masih saja terasa pada perdagangan hari ini, terdapat kemungkinan yang besar bahwa IHSG masih akan berada di zona merah pada penutupan perdagangan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular