Saham Kapitalisasi Rp 100 T

Saham Naik terus, Market Cap CPIN Tumbuh Paling Tinggi

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
28 October 2019 17:39
Sepanjang pekan lalu saham CPIN naik 425 poin atau 6,85% pada harga Rp 6.625/unit saham.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan yang diderita terhadap saham PT Charoend Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) sepanjang tahun ini secara perlahan mulai berkurang. Sepanjang pekan lalu saham CPIN naik 425 poin atau 6,85% pada harga Rp 6.625/unit saham.

Kenaikan tersebut membuat kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap) CPIN pada Jumat (25/10/2019) lalu bertambah Rp 6.97 triliun menjadi Rp 108,64 triliun. Besarnya kapitalisasi tersebut menempatkan CPIN sebagai emiten dengan market cap terbesar kesebelas di bursa, dan masuk dalam daftar saham elit dengan kapitalisasi di atas Rp 100 triliun.

Saat ini terdapat 12 saham elit dengan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menduduki posisi pertama dengan kapitalisasi mencapai Rp 764,3 triliun atau setara 10,6% dari bobot IHSG. Secara akumulatif sahamnya sepekan kemarin naik 200 poin atau 0,65% pada harga Rp 31.000/saham.

Posisi kedua ditempati PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan kapitalisasi Rp 521,75 triliun setara 7,23% dari bobot IHSG. Kinerja saham Bank BRI semakin mantap dengan kenaikan 60 poin atau 1,44% pada harga Rp 4.230/saham.

Berikut keterangan selengkapnya terkait deretan saham-saham elit bursa:

Secara umum saham-saham di bursa diperdagangkan cenderung naik sepanjang minggu lalu, hal ini tidak berbeda jauh dengan kinerja saham-saham elit di atas tersebut.

Melihat situasi global yang berkembang, Amerika Serikat (AS) dengan China sementara mulai mengisyaratkan tidak memperpanjang perseteruan di bidang perdagangan. AS bahkan optimis perjanjian fase satu akan ditandatangani pada pertengahan November mendatang di KTT APEC, Chile.

Dari dalam negeri, pelaku pasar menyambut secara positif atas pelantikan Presiden dan Wakil Presiden bersama jajaran eksekutif Menteri yang berjalan aman dan damai. Selain itu, IHSG juga terdorong berkat penurunan suku bunga BI 7 Day RR sebanyak 25 basis poin menjadi 5%.

Beberapa sentimen tersebut membuat IHSG naik selama berturut-turut sejak tanggal 11 Oktober hingga 24 Oktober, sayang pada penghujung pekan yakni Jumat (25/10) IHSG ditutup anjlok 87 poin atau 1,37% pada level 6.252 karena aksi ambil untung para pelaku pasar (profit taking).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Banyak Ayam Dimusnahkan, Harga Saham CPIN Terbang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular